Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Tak Baik Bawa Anak ke Kantor  

image-gnews
gettyimages
gettyimages
Iklan
TEMPO Interaktif, Jakarta - Di kursi belakang ruang rapat gedung salah satu perkantoran di kawasan Jenderal Sudirman, Jakarta Selatan, Rina (bukan nama sebenarnya) terlihat sedang menyuapi anak lelakinya yang berusia 3 tahun.
Saat itu memang jam telah menunjukkan tepat tengah hari. Meski rapat belum selesai, karyawati salah satu lembaga pendidikan bahasa Inggris ini meminta izin atasannya untuk menyuapi anaknya terlebih dulu.

"Saya terpaksa membawa anak saya setiap hari ke kantor karena di rumah tidak ada yang bisa mengurus," kata wanita berusia 38 tahun ini saat ditemui di kantornya pekan lalu. Rina adalah salah satu contoh ibu yang juga bekerja.

Psikolog Evita Adnan menilai tindakan ibu yang membawa anaknya ke tempat kerja sebagai tindakan yang tidak baik. Lima tahun pertama usia anak, kata Evita, adalah masa penting anak menyerap kondisi sosial-emosional di sekitarnya. "Pengalaman emosional pada usia ini akan membentuk perilaku anak secara permanen di masa mendatang," kata Evita ketika dihubungi Jumat lalu.

Karena itu, jika anak di bawah usia 6 tahun setiap hari dibawa ke kantor ibunya, anak tersebut akan mempelajari pengalaman sosial dan emosional sebelum waktunya. Misalnya, Evita mencontohkan, jika ibunya merupakan bawahan yang diperintah dan manut pada atasannya, anak akan meniru perilaku ibunya.

"Misalnya ibu menerima perintah dari bosnya sambil terbungkuk-bungkuk, maka tanpa disadari akan terbentuk mental bawahan pada anak," kata Evita. Sebaliknya, jika ibu merupakan atasan dan memerintah anak buahnya atau memerintah office boy, anak akan meniru perilaku ibunya dan memiliki mental "memerintah".

Di sisi lain, anak usia 6 tahun ke atas atau anak usia sekolah pun akan mendapat pengaruh buruk jika terlalu sering dibawa ibunya ke tempat kerja. Pada jam-jam setelah anak selesai sekolah, kata Evita, ia akan merasa capek dan lapar. "Dan di kantor biasanya tidak ada sarana yang memadai untuk anak beristirahat," kata Evita. Sehingga anak terpaksa akan tidur siang di kursi.

"Dan ini tidak baik untuk perkembangan tubuhnya," kata Evita. Berjam-jam berada di ruangan berpenyejuk udara (AC) pun tidak baik untuk perkembangan kesehatan anak.

Selain berpengaruh buruk pada perkembangan fisik anak, membawa anak ke tempat kerja ibu akan berdampak tidak baik bagi kondisi emosional anak. "Anak akan bertemu dengan suasana kantor yang tidak sesuai dengan usianya, seperti kondisi kantor yang bersekat-sekat.

Di kantor ibunya, anak pun akan melihat hal-hal yang dilakukan orang dewasa yang semestinya belum pantas untuk dilihat seusianya, seperti juga yang bisa terjadi pada anak di bawah 6 tahun. "Padahal seharusnya anak-anak itu bermain bersama teman sebayanya," kata dosen tetap di Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Bukan hanya pada anak, membawa anak ke tempat kerja pun akan berpengaruh buruk pada sang ibu. "Ibu akan menjadi tidak berkonsentrasi pada pekerjaannya," kata Evita. Hubungan ibu dengan teman kerjanya bisa saja terganggu.

Untuk mengatasi dilema ibu bekerja yang ingin juga mengasuh anaknya, Evita menawarkan beberapa solusi alternatif. Yang paling baik adalah membawa anak ke tempat penitipan anak. Akan lebih baik bila lokasi penitipan anak tidak terlalu jauh dengan kantor ibu.

Solusi kedua adalah mencari orang tua pengganti yang bisa mengasuh anak. "Seperti orang tua ibu bekerja itu atau babysitter" kata Evita. Ibu yang bekerja mesti mengambil risiko untuk menitipkan anaknya kepada orang tua pengganti.

Pilihan ketiga yang bisa dilakukan ibu adalah berkomunikasi dengan suami. Misalnya, jika ayah memiliki jam kerja yang lebih fleksibel, ibu dan ayah dapat bekerja sama mengasuh anak. Namun, bila ibu tidak bisa melakukan kedua solusi ini, ia harus memilih meninggalkan pekerjaannya.

Namun Evita tidak melarang orang tua membawa anaknya ke tempat kerja. "Asalkan sangat sesekali, satu atau dua kali masih boleh dibawa ke kantor dengan tujuan mengenalkan dunia kerja, sosial, dan pertemanan," kata Evita.

FANNY FEBIANA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

6 November 2022

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.
Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Televisi telah menjadi hiburan bagi kebanyakan manusia modern. Bagi balita, dampak buruk apa yang bisa ditimbulkan dari menonton TV Digital ?


8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

3 April 2019

Ilustrasi terapi untuk anak/autisme. Shutterstock
8 Gejala Autisme yang Tercermin dari Perilaku Bayi

Autisme bukan kelainan, melainkan keterbatasan seseorang dalam berkomunikasi dan bersosialisasi.


Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

4 Februari 2019

Ilustrasi bayi. Pixabay.com
Perubahan Iklim Mempengaruhi Kesehatan Jantung Bayi

Sebuah studi terbaru menunjukkan bahwa bayi yang baru lahir rentan alami gangguan kesehatan jantung akibat perubahan iklim


Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

24 Januari 2019

Ilustrasi ayah dan ibu mengobrol dengan balita. shutterstock.com
Kembangkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Gerak Ritmis

Gerakan ritmis pada anak bisa membantu mengembangkan kemampuan berbicara pada anak usia dini.


Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

15 November 2018

Bayi Gumoh. youtube.com
Bayi Gumoh Berlebihan, Jangan Sepelekan, Segera Periksa ke Dokter

Salah satu gangguan pencernaan yang sering terjadi pada bayi usia 0-12 bulan adalah gumoh. Gumoh bukan muntah yang diawali mual dan penuh di perut.


Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

11 November 2018

Anggota WET Indonesia memperagakan gerakan akuarobik menggunakan pelampung yang dinamakan noodle. TEMPO | Dwi Nur Santi
Anak Belum Bisa Berenang, Kenalkan Dulu Akuarobik

Ketimbang memaksakan anak belajar berenang, ada baiknya orang tua memperkenalkan anak pada olahraga akuarobik atau aerobik air.


Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

6 November 2018

ilustrasi telinga bayi (pixabay.com)
Tanda Bayi Memiliki Kulit Sensitif atau Tidak, Perhatikan Pipinya

Banyak ibu mengira kulit bayi menjadi sensitif jika terkena air susu ibu atau ASI saat menyusui, terutama di daerah pipi


Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

1 November 2018

Ilustrasi Imunisasi. TEMPO/Fully Syafi
Ibu, Jangan Lupa Berikan Anak Imunisasi demi Kesehatannya

Imunisasi adalah prosedur penting untuk mencegah anak terkena infeksi penyakit sejak usia dini.


Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

19 Oktober 2018

Poppy Bunga usai melahirkan anak keduanya. (Seno/Tabloidbintang.com)
Bayi Poppy Bunga Terkena Infeksi Usus, Apa Gejalanya

Poppy Bunga menceritakan infeksi usus yang terjadi kepada anak keduanya saat berusia 2 minggu, dan baru ketahuan di usia 1,5 bulan.


Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

17 Oktober 2018

ilustrasi susu (pixabay.com)
Bayi di NTT Rajin Minum Susu tapi Stunting Tinggi, Ada yang Salah

Kontroversi susu kenal manis, apakah termasuk produk susu atau bukan memiliki implikasi yang panjang sampai ke masalah stunting.