Menteri Kelautan dan Perikanan Fadel Muhammad menyatakan setiap nelayan mendapatkan 0,4 kilogram beras setiap 14 hari.
Daerah asal nelayan yang tidak bisa melaut tersebut diantaranya berada di Jawa Barat. Bantuan itu diberikan melalui Kementerian Sosial.
Pasalnya pos anggaran untuk tanggap bencana telah dialihkan dari Kementerian Kelautan ke Kementerian Sosial. "Bantuan ini telah selesai disalurkan keseluruh nelayan," katanya.
Sebelumnya, Fadel mendesak Kementerian Sosial untuk segera menyalurkan bantuan beras kepada nelayan yang tidak bisa melaut akibat cuaca buruk. Sebab Fadel khawatir mereka kelaparan karena mata pencahariannya tidak ada.
Fadel mengaku akan kembali menggelar pertemuan dengan Kementerian Sosial untuk menambah bantuan tersebut. Sebab Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika meramalkan akan terjadi cuaca buruk hingga Juli mendatang. Namun jumlah bantuannya maupun waktu pemberiannya masih akan dibicarakan.
Fadel juga mengatakan telah menyurati seluruh gubernur di 20 provinsi tersebut mulai hari ini. Mereka diaharapkan menggelontorkan bantuan tanggap bencana kepada para nelayan yang belum mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat. "Supaya tidak ada nelayan yang luput dari perhatian pemerintah," katanya.
Meski begitu, ia mengimbau agar para nelayan tidak hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah. Mereka diminta kreatif untuk mencari solusi agar bisa menghasilkan mata pencaharian baru. Salah satunya membudidayakan ikan melalui tambak. "Budidaya ikan juga bisa menutupi kebutuhan ikan bagi masyarakat," kata dia.
Direktur Jenderal Kelautan Pesisir dan Pulau Pulau Kecil, Sudirman Saad menambahkan bahwa keberanian nelayan juga harus dikedepankan dalam melaut. Supaya cuaca buruk ini tidak menjadi alasan tidak bisa mencari ikan. "Di Bulukumba, Sulawesi Selatan itu, nelayan tetap melaut meskipun cuaca kurang baik," kata dia.
TRI SUHARMAN