TEMPO Interaktif, Jakarta - Panitia Kerja (Panja) Inflasi Komisi Keuangan DPR RI akan segera memanggil tim pengendali inflasi untuk menjelaskan ihwal tingkat inflasi yang cukup mengkhawatirkan. Hari ini, Badan Pusat Statistik mengumumkan, inflasi Januari 2011 mencapai 0,89 persen. Sehingga inflasi year-on-year (Januari 2010-Januari 2011) diprediksi menembus 7,02 persen.
"Kami akan berfokus pada tiga hal," ujar Ketua Panja Inflasi Komisi Keuangan Harry Azhar Azis pada Tempo, Selasa (1/2).
Pertama adalah soal volatile food, terutama komoditas beras yang menyumbang inflasi paling tinggi. Kedua, soal administered prices, atau kenaikan harga pelayanan publik. Seperti harga bahan bakar minyak. Ketiga, soal ekses likuditas.
"Terlalu banyak uang tidak produktif masuk dalam portofolio keuangan kita, membebani kita terutama Bank Indonesia," ujar Harry. Sedangkan secara menyeluruh, Panja Inflasi akan meminta keterangan sejauh mana koordinasi antara BI dan pemerintah dalam penanganan inflasi.
Harry setuju dengan kebijakan Giro Wajib Minimum (GWM) yang diberlakukan Bank Indonesia. Bank sentral menaikkan GWM dari 5 persen menjadi 8 persen dari Dana Pihak Ketiga. Atas pemenuhan tambahan GWM primer sebesar 3 persen akan diberikan remunerasi 2,5 persen.
Diperkirakan, aturan GWM ini menyedot Rp 50 triliun dana ekses di pasar. Namun, soal ekses ini, Harry akan meminta penjelasan Bank Indonesia soal Sertifikat Bank Indonesia. Menurutnya, banyak dana tidak produktif yang masuk ke sana.
FEBRIANA FIRDAUS