TEMPO Interaktif, Jakarta -Rumah susun Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, yang pembangunannya selesai 2008 silam akan ditempati pekan depan. Jadwal itu molor dari rencana yang telah ditetapkan akhir Januari lalu. Tertundanya penempatan warga korban penggusuran ke bangunan setinggi 12 lantai itu disebabkan banyaknya infrastruktur yang rusak dan hilang. "Lampu rumah banyak yang dicuri," kata Ketua UPT Rumah Susun Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Mangatas Tampubolon, Kamis (3/2).
Mangatas menjelaskan, rumah susun sebanyak 282 unit tipe 21 ini sebenarnya masih sedang dirapikan. Korban penggusuran belum bisa pindah seluruhnya ke rumah susun itu. "Harus bertahap. Awalnya 100 kepala keluarga dulu." Pihaknya masih mengupayakan kelancaran pasokan air dan listrik, juga memperbaiki beberapa sudut rumah susun.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Agus Subandono, mengatakan, kendala listrik dan air memang menjadi penyebab tertundanya penempatan warga ke rusun. Dinas dan UPT Rusun, kata Agus, sedang berusaha menyambung pipa air PDAM dari rumah susun di seberangnya ke rumah susun yang baru itu. Daya listrik yang belum terlalu besar akan ditambah.
Pada 2004, Dinas Perumahan Provinsi Jakarta membebaskan lahan hunian warga di Rt 013, Rt 016 dan Rw 07 selama proses pembangunan Rusun berjalan. Sebagai gantinya, warga diberikan uang biaya kontrak rumah masing-masing sebesar Rp 6 juta per keluarga dipotong pajak 15 persen. Dipaparkan Agus, jumlah warga yang rumahnya terkena pembebasan tanah ada lebih sekitar ratusan kepala keluarga. Termasuk 25 kepala keluarga yang terkena normalisasi Kali Ciragil.
HERU TRIYONO