Crisis Managemen Protokol ini melibatkan Bank Indonesia (BI ) , Kementerian Keuangan (Kemenkeu ), Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) , dan Otoritas Jasa Keuangan ( OJK). Hal ini dalam memperkuat Komite Koordinasi dalam mengantisipasi krisis yang bisa berdampak ke Indonesia.
Pemerintah, kata Agus, akan mempersiapkan langkah bagaimana kalo seandainya kondisi itu stabil atau semakin naik harganya. Melalui CMP, kata dia, akn membuat pemerintah mempersiapkan organisasi yang dalam koordinasi bahwa apakah kondisi anggaran aman. Misalnya, apakah kedepan masih doalam kondisi normal, apakah musti ditingkatkan menjadi siaga, dan bagaimana persepsi dari masyarakat termasuk investor terhadap anggaran. "Kalau terjadi perubahan harga riil yang terjadi harus waspadai." katanya.
Dia mengatakan pada pekan depan, Kementerian keuangan akan melakukan koordinasi dengan Bank Indonesia. Namun, Agus memastikan belum ada rencana mengubah asumsi makro. Misalnya tentang asumsi harga minyak masih menggunakan US$ 80. Inflasi masih menggunakan asumsi 5 persen plus minus 1. Namun, hal itu merupakan satu asumsi anggaran yang membuat pemerintah berusaha mencapai itu.
Agus mengatakan meski saat ini kelihatan tekanan inflasi cukup tinggi, tapi pemerintah akan terus menjaga. Saat ini, pemerintah belum berencana untuk melakukan revisi dalam asumsi. "Jadi kalau ditanya inflasi atau harga minyak, kita masih akan gunakan asumsi jangkar itu," katanya. Selanjutnya pergerakannya akan terus pelajari, dan lakukan rapat internal membahasnya.
EKO ARI WIBOWO