Peristiwa ini terjadi di rumahnya Jalan Karunrung Raya 1 RT 1 RW 1, Kelurahan Karunrung, Kecamatan Rappocini, Jumat (4/2) dinihari, sekitar pukul 03.30 Wita.
Istri korban, Normawati, 30 tahun menuturkan, suaminya baru saja pulang dari dinas. Setiba di rumah, Syahrul, meminta makan karena lapar. Tapi nasi yang dimakannya itu tidak dihabiskannya, setelah itu ia masuk ke dalam kamar. “Suami saya juga pesan untuk disediakan baju putih dan sepatu putih untuk dipakainya besok,” kata Norma.
Hanya hitungan menit, ia melihat suaminya sudah bersimbah darah di dalam kamar. Di kamar itu, Viky, 11 tahun, dan Kiky, 7 tahun, dua anaknya juga ada di kamar. "Tidak ada tanda-tanda kalau dia nekat bunuh diri. Dia juga meminta minyak pengkilap logam. Lalu saya masuk kamar mandi. Kemudian terdengar suara letusan senjata," kata Norma.
Mengetahui kejadian itu, Norma minta tolong pada tetangganya, dan saat itu juga korban dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara, tapi nyawanya tidak tertolong lagi. Diduga, korban tewas kehabisan darah saat dalam perjalanan ke rumah sakit.
Ketua RT 1 Kelurahan Karunrung, Mahmud, mengatakan, korban dikenal sebagai orang pendiam dan jarang bergaul. Hari-harinya disubukkan dengan tugas sebagai polisi dan mengurus ayam peliharaannya. "Orangnya baik kok. Sabar sekali. Tidak ada masalah dengan keluarganya," kata Maghmud.
Korban bersama keluarganya tinggal di rumah berukuran 10 x 12 meter persegi. Kini rumah tersebut dipasangi police line.
Kepala Polisi Resor Kota Besar Makassar, Komisaris Besar Nur Samsu mengatakan, pihaknya masih menyelidiki tewasnya Sahrul. "Barang bukti berupa pistol dan jejak darah pada baju korban kami sudah sita untuk dijadikan barang bukti. Luka tembak yang mengenai korban tidak menempel tapi ada jaraknya,” jelasnya.
Dokter Polisi Bhayangkara Ajun Komisaris Mauluddin menduga, korban tewas karena bunuh diri. Peluru yang di gunakan berukuran 18 x 9 mil. "Setelah diperiksa visum, korban diduga bunuh diri," ucapnya.
ARDIANSYAH RAZAK BAKRI