Wardana mengatakan, penyakit gatal-gatal itu akibat air kotor. Petugas pun melarang anak-anak untuk bermain. “Mereka sulit dilarang, bahkan oleh orang tuanya,” kata dia. Selain menderita gatal, hari ini ada satu warga yang dirawat di puskesmas Batua karena sakit tifus sehingga harus menjalani rawat inap.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Makassar, Naisyah Tun Azikin mengatakan sudah menempatkan empat petugas dari Puskesmas Batua di lokasi banjir. Secara bergantian, mereka mengontrol kondisi kesehatan warga di tempat evakuasi. “Petugas kesehatan sudah stand by dari kemarin dengan persiapan obat yang sukup,” katanya.
Hal yang paling dihindari, menurut Naisyah, adalah penyakit flu, karena penyebarannya sangat cepat. Perawat akan terus mengontrol, mulai dari suhu tubuh hingga makanan warga. “Seluruh biaya pengobatan ditanggung pemerintah, termasuk yang dirawat inap di Puskesmas,” kata Naisyah.
Koordinator warga di lokasi evakuasi, A. Skrening mengatakan, setelah semalam sempat surut, hari ini air naik lagi hingga 60 sentimeter. “Hari ini air sudah mencapai di anak tangga kedua Masjid Atthoyibah,” katanya.
Hingga pukul 23.00 tadi malam, warga yang dievakuasi ke Masjid Atthoyibah mencapai 68 kepala keluarga. Jumlah keseluruhan warga Swadaya yang dievakuasi mencapai 220 orang. “Warga yang dievakuasi adalah para Ibu dan anak-anak,” kata Skrening. Warga berasal dari pinggiran kanal Borong yang hampir selalu meluap kala hujan.
Baca Juga:
ARISTOFANI FAHMI