“Komunikasi kami cukup baik dengan Satgas. Dan, alhamdulillah, teman-teman Satgas cukup senang dengan komunikasi kami,” kata Patrialis usai meresmikan mobil keliling pelayanan hukum dan hak asasi manusia di Semarang, Senin (7/2).
Pada Ahad (6/2) dini hari lalu, Satgas melakukan inspeksi mendadak ke Lembaga Permasyarakatan Cipinang, Jakarta Timur. Dalam inspeksi itu, Satgas menemukan 15 tahanan tidak berada di selnya. Belakangan, Satgas menyebut keluarnya 15 tahanan itu dari lapas sudah sesuai prosedur.
Sebelum inspeksi tersebut, Patrialis mengaku Satgas sudah lapor lebih dulu padanya melalui layanan pesan pendek, Ahad dini hari. Tapi, Patrialis memang baru membaca laporan Satgas pagi harinya. “Saya pikir, masa dini hari masih ada sih petugas LP yang main-main? Dan, kalau main-main, saya pecat!” katanya.
Terhadap langkah Satgas melakukan inspeksi, Patrialis mengapresiasi hal itu. Namun, menurut dia, lebih baik Satgas mengambil langkah yang lebih besar dalam memberantas mafia dibanding “hanya” inspeksi mendadak ke tahanan.
“Saya terus terang mengatakan pada Satgas: saya memberikan dukungan sepenuhnya kehadiran Satgas dalam memberantas mafia. Tapi, menurut hemat saya, ada pekerjaan yang lebih besar yang bisa dilakukan oleh Satgas,” ujar Patrialis.
Baca Juga:
Pekerjaan yang bisa dilakukan Satgas, menurut dia, antara lain, mengungkap mafia pertambangan, mafia kehutanan, illegal logging, ataupun illegal fishing. Sebab, kerugian negara akibat mafia-mafia di bidang itu sangat besar, bahkan jumlahnya mencapai triliunan rupiah.
“Kalau penjara, menurut hemat saya, memang perlu diawasi. Tapi, penjara bukan tempat mafia besar," kata Patrialis, "Saya juga tidak membenarkan (mafia hukum). Saya hanya menganjurkan agar Satgas lebih besar lagi pekerjaannya.”
ISMA SAVITRI