TEMPO Interaktif, Jakarta -Perekonomian nasional yang tumbuh sebesar 6,1 persen masih berada di bawah tingkat inflasi nasional yang besarnya 6,96 persen. Hal itu diakui oleh Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan, Selasa (07/02).
Hanya saja, dia menganggap hal tersebut masih berada di batas kewajaran. "Tumbuhnya perekonomian selalu diikuti oleh kenaikan harga barang," katanya. Apalagi selisih antara peningkatan perekonomian dengan tingkat inflasi tidak terlampau besar.
Selama 2010, pengusaha justru ikut berperan dalam menekan angka inflasi. "Dalam perhitungan kami, inflasi PDB besarnya mencapai 8,02 persen," katanya. Ada perbedaan cara penghitungan antara inflasi nasional dengan inflasi produk domestik bruto. Dalam inflasi nasional, penghitungan hanya berdasarkan pada tingkat kenaikan harga barang saat diterima oleh konsumen.
Sedangkan dalam inflasi PDB atau yang sering disebut dengan implisit PDB, penghitungan juga mempertimbangkan kenaikan biaya produksi yang ditanggung oleh pengusaha. "Produsen harus menambah biaya hingga 8,02 persen dalam produksinya," kata Rusman.
Namun, saat menjual produksinya, produsen hanya menaikkan harga rata-rata 6,96 persen. Dia menyebut, pengusaha telah mengurangi margin keuntungannya dalam rangka ikut menekan inflasi.
AHMAD RAFIQ