Apabila subsidi jatuh ke sasaran yang tepat maka pos dana yang semula dianggarkan untuk bahan bakar bisa dialihkan ke pos lain seperti subsidi listrik."Masih ada 19 juta rakyat yang belum dapat subsidi, ini harus kita pikirkan secara lengkap," katanya.
Saat ini pemerintah masih mengkaji secara dalam soal penerapan pembatasan BBM yang rencananya akan dijalankan mulai April mendatang."Kalau dilakukan bagaimana pengawasannya, bagaimana daya beli rakyatnya. Itu ditimbang komponen itu."
Direktur Jenderal Minyak dan Gas, Evita Herawati Legowo, menyatakan pemerintah sendiri saat ini tengah menunggu hasil kajian secara akademisi yang sedang dilakukan oleh tim yang dikepalai oleh Anggito Abimanyu. Hasil kajian akademisi tersebut, katanya, akan disandingkan dengan hasil kajian pemerintah yang lebih mempertimbangkan faktor dari segi anggaran, politik, dan lainnya."Jadi nanti ada dua hasil kajian, kita harapkan selesai pertengahan Februari sampai Maret mendatang," kata Evita.
Menurut Evita, hasil kajian akademisi menemukan adanya suatu peluang untuk mengadakan subsidi bagi BBM jenis pertamax. Namun, hasil kajian tersebut masih perlu dipertimbangkan lagi oleh pemerintah."Kita tidak telan hasil kajian mentah-mentah, inikan juga belum selesai," katanya.
Mengenai harga minyak yang menunjukkan peningkatan sangat signifikan beberapa waktu ini, Evita menjelaskan bahwa pihak pemerintah memilih sikap untuk menunggu dan terus memantau perkembangan harga minyak setidaknya hingga bulan April mendatang. "Kita tunggu sampai April, karena cuaca masih jelek begitu juga dengan situasi Mesir saat ini."
GUSTIDHA BUDIARTIE