Gundukan sampah juga berserakan di depan kantor Pemerintahan Kabupaten Garut yang berada di Jalan Pembangunan dan Patriot. Akibat kondisi ini bau tak sedap tercium di mana-mana. “Kami terpaksa tidak mengangkut sampah karena tidak punya biaya,” ujar Kepala Bidang Kebersihan Dinas Perumahan, Tata Ruang dan Cipta Karya Kabupaten Garut, Iwan Trisnadiwan, Selasa (8/2).
Penumpukan sampah rumah tangga ini sudah terjadi selama tiga hari terakhir ini sejak Minggu (6/2) lalu. Volume sampah hingga hari ini mencapai 2.850 m3 dengan rincian tiap harinya sebesar 950 m3.
Iwan menambahkan, kosongnya dana operasional ini disebabkan oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tahun 2011 yang belum disyahkan. Bahkan dia terpaksa berhutang untuk menutupi biaya pengangkutan sampah pada bulan Januari kemarin.
Biaya operasional yang dibutuhkan setiap bulannya sebesar Rp 220 juta. Dana itu digunakan untuk pembelian bahan bakar 34 truk, 3 unit buldoser, 3 unit tresida, honorarium petugas kebersihan dan kegiatan pengurugan serta biaya pengolahan sampah di tempat pembuangan akhir.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Garut, Ahmad Badjuri, mengaku prihatin dengan terjadinya penumpukan sampah di wilayahnya. Dia meminta pemerintah daerah untuk secepatnya melakukan pengangkutan sampah agar tidak menimbulkan penyakit terhadap warga. “Kekosongan anggaran hanya alasan dinas saja, kami minta pelayanan publik harus dilakukan,” ujarnya.
Dia menilai pengelolaan sampah di wilayahnya masih buruk. Penumpukan sampah kerap terjadi pada hari biasa. Karena ini, dia telah mengintruksikan Komis C DPRD Garut untuk menelisik permasalahan sampah. “Mekanisme persampahan di kita ini harus dilakukan kajian supaya ada perubahan,” ujarnya.
Sigit Zulmunir