TEMPO Interaktif, Jakarta -Pemerintah optmistis tahun ini pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 6,5 – 6,6 persen. Kondisi melebihi target yang sudah dipasang di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2011 sebesar 6,4 persen.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro menuturkan angka 6,5-6,6 persen tersebut adalah angka konservatif. “Kami juga tidak mau terlalu yakin,” kata Bambang di gedung DPR, Jakarta, Selasa (8/2),
Pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa saja mencapai 7 persen, seperti yang pernah dilontarkan Wakil Presiden Boediono. Meski punya potensi, pertumbuhan ekonomi 7 persen itu sulit diraih mengingat masih banyaknya kendala, salah satunya soal infrastruktur yang belum beres.
“Karena itu pemerintah akan berfokus pada anggaran infrastruktur,” katanya.
Selain itu, yang juga mesti diperhatikan apabila pertumbuhan ekonomi tinggi, maka biasanya inflasi ikut terdongkrak naik. Ini terjadi pada negara-negara emerging markets yang pertumbuhannya melaju kencang namun harus mati-matian menjaga inflasi. “Seperti India mereka sudah terlalu tinggi, itu namanya gejala overheating,” katanya.
Optimisme pertumbuhan ekonomi 6,5-6,6 persen di 2011 salah satunya didorong peningkatan investasi dan ekspor. Juga oleh sektor manufaktur dan perdagangan. Sedangkan pengeluaran pemerintah yang pada 2010 sebesar 0,3 persen, tidak didesain untuk pertumbuhan ekonomi. Melainkan akan masuk pada komponen investasi seperti proyek konstruksi pemerintah, belanja pegawai, dan belanja barang.
IQBAL MUHTAROM