Kredit yang mendapat subsidi adalah kredit ketahanan pangan, energi nabati serta pembibitan sapi. Menurut Budi, seharusnya kebijakan tersebut mampu mendorong perbankan untuk memperbesar alokasi kreditnya di bidang pertanian. Sebab, petani hanya perlu membayar bunga yang rendah, sehingga risiko yang dihadapi bank mengecil.
Bank sendiri juga sudah mencoba mempermudah masyarakat untuk mendapat kredit tersebut, terutama dalam hal agunan. "Sapi pun juga bisa jadi agunan," katanya. Meski demikian, ternyata tahun lalu realisasi kredit untuk sektor pertanian dan perkebunan hanya 17,6 persen dari total kredit.
Budi menduga, salah satu penyebabnya adalah selalu telatnya pembayaran subsidi bunga dari pemerintah untuk bank penyalur kredit tersebut. Keterlambatan itu bisa mencapai sembilan bulan. "Paling cepat enam bulan," ujarnya Budi. Hal itu yang membuat bank kurang tertarik dalam menyalurkan kredit pertanian.
AHMAD RAFIQ