“Kami memberikan solusi membantu memberikan pelatihan kepada para buruh,” kata Noor Yasin, Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Kudus (10/2).
Pabrik rokok Jambu Bol sejak tahun 2008 tutup karena produksinya tidak laku dijual di daerah pemasarannya di Lampung. Akibatnya, sekitar 4.000 buruh menganggur tanpa kejelasan dan tidak memperoleh hak- haknya.
Pelatihan yang akan diberikan kepada eks buruh Jambu Bol itu dilakukan setelah Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kudus pada tahun ini memprogramkan pelatihan terhadap 4.112 buruh dengan anggaran Rp. 12,5 miliar dari dana bagi hasil cukai. “Para buruh rokok Jambu Bol akan kami prioritaskan. Jika sebagian mereka sudah berusia lanjut, pelatihan dapat diberikan kepada keluarganya,” kata Noor Yasin.
Pelatihan yang akan diberikan meliputi : ketrampilan menjahit, tata kecantikan rambut, budidaya perikanan dan kambing, montir sepeda motor dan mobil, operator computer, tehnisi seluler, desain grafis, las dan rias pengantin. Tahun sebelumnya, dinas ini juga sudah melakukan pelatihan ketrampilan yang sama terhadap sekitar 5.000 orang, dengan anggaran Rp 17 miliar dari sumber yang sama.
Rabo kemarin, Direktur Pabrik Jambu Bol Nawawi Rusdi menyatakan, pihaknya berjanji akan memenuhi kewajibannya apabila sejumlah asset pabrik laku dijual. “Kami tetap mempunyai komitmen memenuhi hak pekerja. Masalahnya asset belum laku,” kata Nawawi.
Pabrik Jambu Bol didirikan tahun 1937 oleh H. Ma'ruf Rusdi itu, orang tua Nawawi.
Bandelan Amarudin