TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di sektor jasa konstruksi, PT Adhi Karya (Persero) Tbk, memperoleh proyek baru pada tahun ini dengan nilai kontrak Rp 131,43 miliar
“Proyeknya berupa jasa pemborongan pekerjaan penambahan lajur ruas Simpang Susun Kebon Jeruk-Tangerang Barat,” kata Sekretaris Perusahaan Adhi Karya Kurnadi Gularso, dalam siaran pers yang diterima Tempo, Sabtu (12/2).
Menurutnya, proyek tersebut berada pada jalan tol Jakarta-Tangerang, dengan target waktu pelaksanaan selama 205 hari kalender. Hingga akhir 2010, perolehan kontrak perseroan diprediksi mencapai Rp 8,1 triliun.
Sementara, hingga akhir 2011 perseroan menargetkan perolehan kontrak mencapai Rp 9,72 triliun, atau tumbuh 20 persen dibandingkan tahun lalu.
Belanja modal (capital expenditure) yang dialokasikan untuk pengembangan perseroan tahun ini Rp 78 miliar, yang seluruhnya berasal dari dana internal perseroan.
Untuk pencapaian kinerja pada 2010, perseroan memprediksi tingkat penjualan sekitar Rp 6 triliun, dengan prediksi laba bersih Rp 185 miliar. Angka tersebut meningkat dibandingkan laba bersih 2008 Rp 81 miliar, dan 2009 Rp 165 miliar.
Pada 2011 perseroan menargetkan tingkat penjualan Rp 9,1 triliun, dengan target laba bersih Rp 203 miliar. Bahkan, pada 2015 tingkat penjualan ditargetkan Rp 16 triliun, dengan target laba bersih Rp 510 miliar. Setoran pajak pada tahun tersebut juga ditargetkan mencapai Rp 462 miliar, dengan target dividen sekitar Rp 51 miliar.
Menurut Direktur Utama Adhi Karya Bambang Triwibowo, untuk mencapai target tersebut, perseroan akan melakukan berbagai langkah efisiensi, memperbaiki struktur pembiayaan, penurunan biaya bunga, dan optimalisasi arus kas perseroan.
"Rencana kerja ke depan, kami akan memperluas pasar pembangkit listrik, membuat satu perusahaan khusus Asphalt Mixing Plant, dan paten Adhi Concrete Pavement System untuk pembangunan jalan-jalan tol," kata Bambang, saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Senin (7/2), di gedung DPR.
EVANA DEWI