Menurut Fadel, pada tahap pertama selama tiga tahun dianggarkan dana sebesar Rp 2 triliun atau US4 2 miliar. “Dimulai tahun ini,” katanya.
Keberadaan Megapolitan diharapkan untuk meningkatkan produksi perikanan di dalam negeri. Juga untuk mendukung rencana kebijakan pemetintah menerapkan larangan ekspor ikan gelondongan.
Kata Fadel, Pulau Morotai dipilih karena merupakan daerah baru dan strategis, serta bagian dari percepatan pengembangan pembangunan di Indonesia Timur. “Pulai ini lebih kecil dari Pulai Bali, dan sepuluh kali lebih (besar) dari pulau Batam,” ujar Fadel. Luas pulau Morotai sekitar 1.800 km persegi, berada di bagian utara Halmahera.
Pemerintah pusat melibatkan pemerintah daerah merancang konsep Megaminapolitan. Fadel berujar, konsep ini berbeda dari program Minapolitan. “Kalau Minapolitan itu kawasan, kalau ini (Megaminapolitan) seluruh wilayah,” ujar fungsionaris Partai Golkar ini. Minapolitan direalisasikan tahun lalu di 28 kabupaten.
“Secara bertahap sekarang gubernur dan aparatnya sedang menyiapkan konsep kerjanya,” katanya. Dia mengatakan pemerintah daerah memiliki hambatan di lapangan, khsususnya ketersediaan peralatan untuk investasi. “Kita bikin terobosan, supaya dapat dikerjasamakan dengan pihak swasta.”
Pada tahap pertama, pemerintah akan mengembangkan hotel berbintang lima, mengembangkan industri-industri perikanan dan pelabuhan perikanan, serta merencanakan penerbangan langsung internasional ke Morotai. “Kita akan mengatur hubungan penerbangan langsung dari Taipe ke Morotai,” ungkapnya.
Mantan Gubernur Gorontalo ini mengatakan, akan bertemu dengan tokoh dan pengusaha di Taiwan. Pemerintah akan mengajak para pengusaha tersebut agar dapat memanfaatkan konsep Megaminapolitan. “Tidak hanya oleh pengusaha Taiwan, tapi juga pengusaha dalam negeri,” Fadel menambahkan.
Rusman Paraqbueq