Di bursa New York Mercantile Exchange, harga minyak mentah diperdagangkan jatuh 49 sen menjadi US$ 84,32 per barel. Sementara di ICE Futures Exchange, London, minyak mentah Brent turun US$ 1,44 menjadi US$ 102,29 per barel.
Departemen Perdagangan Amerika Serikat menyatakan penjualan bensin retail per Januari mengalami kenaikan, tapi tetap peningkatan terkecil sejak Juni dan hanya setengah dari perkiraan analis. Sebagian analis berpendapat bahwa konsumen kemungkinan akan menahan pengeluaran untuk membayar lebih pada kebutuhan esensial macam bensin.
SpendingPulse U.S Gasoline Demand Report pekan lalu menunjukkan konsumsi turun 3 persen dibanding pekan sebelumnya. Analis menyatakan bahwa kejatuhan ini terjadi karena kenaikan harga gas yang terus meningkat sejak November dan bertahan di angka US$ 3 per galon.
Stok minyak mentah di Amerika Serikat terus meningkat. Hal ini tertulis dalam rilis mingguan Departemen Energi pada Rabu lalu. Analis menduga ini sebuah cara untuk menunjukkan peningkatan persediaan baik minyak atau gas.
Kalangan trader energi juga mewaspadai gelombang protes anti Pemerintah yang menyebar ke Iran dan Bahrain,setelah presiden Mesir dipaksa mundur pekan lalu. Demonstrasi juga terjadi di Yaman dan Algeria. Ada kekhawatiran gelombang protes meluas ke negara lain dan mengganggu pengiriman minyak dari negara-negara OPEC. Iran adalah negara eksportir minyak terbesar kedua setelah Arab Saudi.
Sementara itu perdagangan Nymex per Maret, harga heating oil jatuh 2,14 sen menjadi US$ 2,7290 per galon dan gas jatuh 2,86 sen menjadi US$ 2,488 per galon. Gas alam meningkat 5,1 sen menjadi US$ 3,976 per 1.000 kaki kubik.
AP | DWITA ANGGIARIA