Indian Big Twin ini merupakan satu diantara sedikit yang tersisa dari 21 ribu unit yang pernah diproduksi. "Motor ini direstorasi pada 1990 dan dimiliki oleh seorang motor klasik dari Pasifik Baratdaya," tulis autoevolution.com, Rabu (16/2).

 

Sejatinya, motor ini mulai dibangun pada 1913. Namun, performa mesin dianggap kurang mumpuni, sehingga pada 1915 Roy Burke membangun kembali motor itu dengan mesin yang berperforma tinggi.

 

Burke juga mengganti karburator Schebler dengan Linkert yang memiliki kinerja lebih oke. Ia juga mengganti dinamo dengan merek Bosch.  Setelah itu, Twin Big menorehkan berbagai catatan gemilang dalam sejumlah gelaran turing  sebelum 1916.

 

Motor dengan transmisi manual tiga percepatan itu dibalur dengan kelir merah gelap dan dilengkapi dengan huruf emas, ban putih, kotak alat serta rak bagasi. Pada zamannya, motor ini merupakan motor yang paling canggih.

 

Pasalnya, dialah motor pertama –  kala itu – yang menyandang fitur kick-user-friendly, yaitu peranti starter yang menggantikan sistem engkol pedal  yang digunakan sepeda motor pada saat itu. Bahkan koplingnya telah menggunakan heavy duty clutch, dan telah menggunakan lampu gas, serta speedometer  canggih dengan sistem kerja berdasar posisi gear.

Satu hal yang patut dicatat, proses pemasarannya ternyata juga singkat yaitu 1914 dan 1915, karena jumlah yang diproduksi juga terbatas. Walhasil, populasi motor ini terbatas, sehingga wajar bila berharga mahal.

 

"Big Twin India 1915 merupakan pertanda berakhirnya sebuah era, ia merupakan motor Indian terakhir yang mengusung mesin Hedstorm F-Head," sebut siaran pers RM Auction.

Motor itu sekaligus menjadi model Indian terakhir  yang diproduksi oleh pabrik legandaris Springfield, Massachusetts, Amerika Serikat.

ARIF ARIANTO