"Tiga isu kebijakan tersebut dilaksanakan secara terpadu," kata Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah DKI Jakarta Sarwo Handayani kemarin.
Pengembangan jaringan jalan yang dimaksudkan dalam rancangan yang sedianya akan disahkan sebagai sebuah peraturan daerah pada bulan depan itu adalah penambahan jalan layang. Juga akan ditambah jalan-jalan arteri, kolektor, jalan terobosan, dan tol dalam kota.
Adapun angkutan umum massal yang akan dikembangkan terdiri atas yang berbasis rel, jalan raya, dan air. Di sini termuat subway sebagai mass rapid transit (MRT); light rail transit, seperti monorel, busway, dan feeder-nya; serta water way.
Water way tetap direncanakan sekalipun selama ini kurang maksimal. "Kami sedang mengupayakan penggunaannya untuk menghubungkan pulau-pulau di Kepulauan Seribu," kata Sarwo.
Sarwo menjelaskan, rencana pengembangan angkutan umum massal mengutip apa yang telah tercantum dalam Pola Transportasi Makro yang disahkan Gubernur Fauzi Bowo pada 2004 lalu. Inti dari keputusan saat itu adalah bagaimana caranya meningkatkan aksesibilitas di seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta dan sekitarnya, "Dan menata ulang moda transportasi secara terpadu."
Berkaitan dengan isu yang sama, Wakil Menteri Perhubungan Bambang Susantono menyatakan tahun ini adalah tahun terakhir untuk survei Proyek Transportasi Urban Jakarta. Begitu hasilnya keluar pada Mei nanti, akan ada master plan yang akan dibuat. "Nanti para kepala daerah diminta tanda tangan dan diminta komitmennya pada satu pola besar transportasi Jabodetabek," katanya ketika ditemui seusai memberi kuliah umum mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Bandung, Kamis pekan lalu.
Dalam master plan itu, misalnya, akan termuat titik-titik ujung dari setiap busway untuk kepentingan feeder supaya moda angkutan LRT yang satu ini terintegrasi antara timur, barat, utara, dan selatan. Bukan cuma angkutan penumpang, tapi juga pembenahan jalur logistik yang selama ini tampak dalam kemacetan di Pelabuhan Tanjung Priok.
Bambang juga menyinggung pembangunan mass rapid transit Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia yang saat ini sudah memasuki tahap prakualifikasi tender dokumen. "Saya kira kalau utara-selatan on track dari Lebak Bulus-Bundaran Hotel Indonesia sejauh 15,5 kilometer selesai 2014, dan bisa langsung dipakai awal 2015, pembangunan bisa dilanjutkan HI-Kota, plus pembangunan jalur subway timur-barat," tuturnya.
WURAGIL | RENNY FITRIA | ANWAR SISWADI (BANDUNG)