Menurut Luki, yang juga pemilik CV Arjuna Flora, dalam setahun minimal enam kali pengiriman ketela ke Okinawa dengan volume rata-rata empat kontainer. Satu kontainer berkapasitas 635 ton dan bernilai Rp 250 juta. Totalnya petani bisa mengantongi minimal Rp 1 miliar. Ketela yang dikirim sudah berbentuk pasta beku, hasil pendinginan dalam suhu minus 18 derajat Celsius.
Sulitnya mendapatkan pasokan karena belum banyak petani yang tertarik membudidayakan ketela atau singkong secara besar-besaran. Alhasil, Mitra Arjuna terpaksa mencari pasokan dari petani di daerah lain, seperti Nongkojajar di Pasuruan, dan Mojokerto.
Untuk mengatasinya, pemerintah diharapkan terlibat membina petani, sekaligus membangunkan fasilitas industri pengolahannya. Di Okinawa, ketela diolah menjadi salah satu bahan pembuatan chinsuko. Kue khas ini memiliki ragam rasa, jenis, dan bentuk sehingga menjadi buah tangan yang disukai wisatawan.
ABDI PURNOMO