TEMPO Interaktif, Jakarta - Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor melanjutkan penelitian kandungan Enterobacter Sakazakii dalam susu formula.
"Yang positif kami ikutkan penelitian lagi di 2009," ujar Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, I Wayan Teguh Wibawan yang ditemui sebelum rapat dengar pendapat di Komisi Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis (17/2)
Penelitian Fakultas Kedokteran Hewan IPB pada 2003-2006 menemukan sekitar 5 sampel positif mengandung Enterobacter Sakazakii dari 22 Sampel susu formula dan 15 sampel Makanan Pendamping Air Susu Ibu. "Ini sampel bukan produk ya," kata Wayan.
Kini penelitian terhadap sampel-sampel susu formula terus dilanjutkan IPB. Kemungkinan selesai tahun ini. "Nanti akan dipaparkan semuanya," Wayan berjanji.
Menanggapi perintah Mahkamah Agung untuk membuka merk susu formula yang mengandung Enterobacter Sakazakii, IPB masih menunggu putusan resmi dari Mahkamah. "Kami akan bersikap setelah itu. Kami akan taat hukum," ujar dia.
Sebenarnya di Jepang, Wayan mencontohkan, penelitian yang sama juga tak menyebutkan merek susu formula. "Ini ada contoh, cuman disebut company A dan B," tutur dia sambil menunjukkan kajian Enterobacter Sakazakii dalam susu formula.
Kajian ini menimbulkan keresahan di masyarakat, sehingga IPB berharap segera mendapat amar putusan dari Mahkamah. Sebab, Wayan menambahkan, secara akademisi IPB tidak wajib mengungkapkan hasil penelitian. Tapi kalau negara mengharuskan, kata Wayan : "Kami akan taat."
Dianing Sari