TEMPO Interaktif, Jakarta - Setelah menemukan 5 dari 22 sampel susu formula positif mengandung Enterobacter Sakazakii, Institut Pertanian Bogor mengaku telah menyampaikan kajiannya ke produsen susu tersebut.
"Pada 2006, kami temukan hasilnya positif, maka kami sampaikan ke produsen,"ujar Dekan Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor, I Wayan Teguh Wibawan dalam rapat dengar pendapat di Komisi Kesehatan Dewan Perwakilan Rakyat, Kamis (17/2)
Kemudian 2007, Peneliti Susu Formula, Sri Estuningsih mempresentasikan temuan tersebut ke produsen susu formula. Lalu setahun kemudian (2008), Badan Pengawas Obat dan Makanan merespon penelitian IPB dengan mensurvei sejumlah produk susu formula.
Agar memastikan produk yang sama tak mengandung Enterobacter Sakazakii, maka IPB pada 2009 meneliti lagi 42 sampel susu formula. Termasuk yang pada 2006 ditemukan positif tercemar Enterobacter Sakazakii. "Hasilnya yang dulu positif, kini negatif,"kata dia.
Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Kustantinah mengakui bahwa pada 2008 sudah ada kajian terhadap 96 susu formula. Jumlah tersebut merupakan total susu formula yang terdaftar di Badan Pengawas. "Hasil uji menunjukkan tidak ada E. Sakazakii," jelasnya dalam kesempatan yang sama.
Dianing Sari