TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan pemerintah tidak boleh campur tangan dalam evaluasi pembobotan komponen inflasi. “Pembobotan komponen inflasi harus betul-betul independen,” kata Hatta di kantornya, siang ini (18/2).
Pembobotan komponen inflasi merupakan kewenangan Badan Pusat Statistik. Komponen itu dihitung dan diukur berdasar pengeluaran masyarakat. Komponen itu dibuat berdasarkan survei pengeluaran masyarakat. “Tidak bisa seenaknya diatur kiri, kanan,” katanya.
Dia membantah bila pemerintah mempunyai rencana untuk mengevaluasi pembobotan komponen inflasi seperti yang berhasil dilakukan oleh pemerintah Cina. Menteri tegas menolak pendapat yang pernah dilontarkan Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati yang mengusulkan adanya pembobotan ulang penghitungan komponen inflasi, saat harga cabai sedang tinggi-tingginya beberapa waktu lalu.
Pelaksana Tugas Kepala Badan Kebijakan Fiskal Bambang Brodjonegoro mengatakan sejumlah komponen makanan di dalam penghitungan inflasi yang masuk dalam volatile food bisa mempengaruhi inflasi inti. “Seperti nasi yang masuk inflasi inti, sedangkan beras masuk volatile food, maka kenaikan harga beras akan berdampak pada kenaikan harga nasi,” katanya.
Hanya saja, kategori makanan di dalam penghitungan inflasi inti hanya ada 16 komponen seperti nasi dan mi dari 300-an komponen non makanan seperti pulsa telepon seluler, sewa rumah, harga motor.
“Non makanan itu permintaannya bukan karena orang lapar tapi karena orang punya uang, sehingga kalau kredit murah segala macam akan dibeli, otomatis akan mendorong inflasi,” katanya.
IQBAL MUHTAROM