"Kasus HIV/AIDS di kalangan anak-anak (0-5 tahun) hingga Desember 2010 sebanyak 40 kasus," kata Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Provinsi (KPAP) NTT Dr Husein Pangcratius di Kupang, Sabtu (26/2).
Ditemukannya puluhan balita yang terinfeksi ini, menurut dia, berarti infeksi HIV/AIDS telah jauh masuk ke rumah tangga. Apalagi jika dilihat dari aspek pekerjaan, penderita HIV/AIDS terbesar adalah ibu rumah tangga.
Kasus HIV/AIDS ditemukan pertama kali di Kabupaten Flores Timur sejak tahun 1997 lalu. Kasus yang dibawa oleh seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) itu sudah tersebar di sebagian besar kabupaten/kota di NTT. Kecuali di kabupaten yang belum ada layanan tes HIV/AIDS, yakni Manggarai Timur, Sabu Raijua, Rote Ndao dan Sumba Tengah.
Untuk itu, katanya, perlu ada komitmen nyata dari pemerintah kabupaten/kota dalam bentuk kebijakan anggaran untuk penanggulangan AIDS. "Saya harap keterlibatan aktif pemerintah di setiap tingkatan dan semua komponen masyarakat," katanya.
Dia mengatakan, anggaran yang dialokasikan untuk penanggulangan HIV/AIDS harus efektif dan efisien yang dapat berdampak secara nyata untuk menekan laju epidemi HIV/AIDS. "Jangan sampai anggaran HIV/AIDS lebih besar tersedot untuk perjalanan dinas," katanya.
Dia menambahkan, pemberian informasi HIV/AIDS juga perlu dilakukan dengan benar agar tidak menimbulkan stigma dan diskriminasi bagi populasi kunci termasuk orang yang terinfeksi HIV/AIDS.
Jumlah kasus HIV/AIDS di NTT sejak 1997-2010 mencapai 1335 kasus, dengan korban meninggal sebanyak 330 orang.
YOHANES SEO