Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Perbukitan di Yogyakarta Rawan Longsor

image-gnews
Bukit lokasi penggalian batu di Semboja, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. ANTARA/Jessica Wuysang
Bukit lokasi penggalian batu di Semboja, Kabupaten Sanggau, Kalimantan Barat. ANTARA/Jessica Wuysang
Iklan

TEMPO Interaktif, Yogyakarta - Wilayah perbukitan di Daerah Istimewa Yogyakarta tergolong rawan longor. Hujan deras dan gempa yang sering melanda potensial melongsorkan tanah perbukitan itu.“Daerah Istimewa Yogyakarta sering terjadi gempa, meskipun magnitute-nya tidak tinggi, itu membuat perbukitan bertambah rentan,” kata Winaryo, peneliti di Pusat Studi Bencana Alam Universitas Gadjah Mada, Ahad (27/2).

Lingkungan di bantran sungai yang melintasi Daerah Istimewa Yogyakarta juga rawan longsor oleh gerusan aliran air. Sungai yang paling harus diwaspadai adalah sungai yang berhulu di Gunung Merapi. Alasannya, baru sepertiga dari total 140 juta meter kubik luncuran material vulkanik gunung berapi pada 2010 yang terbawa air.

Daerah perbukitan yang perlu diwaspadai, antara lain: perbatasan Kabupaten Bantul dan Gunungkidul yaitu perbukitan Baturagung di Kecamatan Piyungan, Imogiri, Dlingo. Bukit di Bantul wilayah barat yang diwaspadai berada di kecamatan Sedayu.

Wilayah Kabupaten Kulonprogo sudah menjadi langganan longsor yaitu di perbukitan Menoreh di kecamatan Samigaluh, Kokap dan Girimulyo. Wilayah kota Yogyakarta perlu diwaspadai longsor bantaran sungai Code, Winongo dan Gajah Wong.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perbukitan itu, kata Winarno, sangat rentan longsor jika hujan deras. Apalagi gempa sering membuat tanah perbukitan retak. Air hujan sangat mudah masuk ke celah-celah bukit yang retak dan sangat labil.  “Gempa itu memperlemah perbukitan,” kata dia.

Menurut Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta Toni Agus Wijaya, curah hujan di Daerah Istimewa Yogyakarta mencapai 49 milimeter per hari. Normalnya hanya 20 milimeter per hari. Hujan sering terjadi diiringi angin kencang dan sambaran petir. ”Daerah perbukitan, selain rawan longsor juga rawan diterpa angin kencang,” kata dia.

MUH SYAIFULLAH

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan

Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

7 Maret 2022

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang berhasil menciptakan alat pemantau longsor. Foto : UNNES
Mahasiswa Unnes Ciptakan Alat Pemantau Longsor di Banjarnegara

Mahasiswa Universitas Negeri Semarang (Unnes) menciptakan alat pemantau longsor. Alat tersebut sudah dipasang di Banjarnegara.


Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

20 November 2021

Sejumlah warga menyaksikan jalan raya yang ambles di lokasi bencana longsor di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, 30 Maret 2016.  Berdasarkan pantauan BPBD, longsoran diperkirakan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah dan dikhawatirkan akan semakin meluas. ANTARA/Anis Efizudin
Longsor Banjarnegara, 4 Orang Ditemukan Tewas

Longsor Banjarnegara pada Jumat malam menimpa dua rumah warga.


Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

2 November 2019

Ilustrasi longsor. shutterstock.com
Longsor di Banjarnegara Disebabkan Tanggul Irigasi Jebol

Longsor ini menyebabkan dua rumah tertimbun dan satu orang meninggal.


Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

2 November 2019

Ilustrasi longsor. shutterstock.com
Longsor di Banjarnegara, Satu Orang Meninggal Dunia

Retakan tanah tersebut berlokasi di sebelah timur rumah yang kemudian tertimbun longsor.


Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

25 September 2016

TEMPO/Budi Purwanto
Longsor di Banjarnegara 1 Orang Tewas

Rumah itu tertimpa reruntuhan tanah dan menewaskan satu orang dan delapan anggota keluarga lainnya luka-luka.


3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

19 Juni 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
3 Warga Banjarnegara Jadi Korban Longsor Susulan

Ketiga korban sedang membersihkan longsor saat terjadi
longsor susulan.


Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

19 Juni 2016

ANTARA/Agus Bebeng
Longsor Banjarnegara, Enam Korban Sudah Dimakamkan

Korban meninggal di Grumbul Wanarata disebabkan tertimbun material longsor susulan saat sedang bekerja bakti menyingkirkan longsoran.


Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

19 Juni 2016

Warga bersama relawan bergotong royong membuat saluran air di lokasi bencana longsor dan tanah bergerak di Desa Clapar, Madukara, Banjarnegara, Jateng, 31 Maret 2016. Sedikitnya 21 rumah roboh, serta ratusan lainnya  terancam roboh. ANTARA/Anis Efizudin
Longsor di Banjarnegara, 6 Warga Meninggal

Enam orang yang meninggal sudah dievakuasi, sementara satu korban masih dalam pencarian.


Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

13 April 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
Darurat Longsor Banjarnegara Berakhir, Potensi Lonsor Masih Ada

Potensi longsor masih ada apabila curah hujan tinggi.


Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

31 Maret 2016

Jalan menghubungkan Kecamatan Madukoro-Pagentang, Banjarnegara, Jawa Tengah, rusak dan retak akibat tanah longsor, 27 Maret 2016. Longsor yang terjadi secara merayap dan perlahan seluas lima hektare, mengakibatkan 196 rumah warga rusak dan 14 diantaranya rusak berat. TEMPO/Irsyam Faiz
Longsor Banjarnegara, Warga Kuras Kolam Ikan  

Longsoran diperkiraan sudah bergerak sejauh 2-3 kilometer dari ujung hingga bawah. Sedang lebar longsoran 100 -200 meter.