TEMPO Interaktif, Jakarta - Indonesia Police Watch (IPW) menilai pemilihan Komisaris Jenderal Nanan Soekarna sebagai Wakil Kepala Kepolisian Republik Indonesia sebagai bentuk komprom idan konsolidasi kekuatan di tubuh Polri. "Ini konsolidasi yang dilakukan oleh Kapolri Timur Pradopo untuk membangun soliditas dalam tubuh institusinya," ujar Ketua Presidium IPW, Netta S Panne, kepada Tempo, Senin (28/2).
Menurut Netta, konsolidasi kekuatan ini dilakukan lantaran aroma sisa persaingan merebut posisi Kapolri pada Oktober lalu masih kental dalam institusi penegak hukum ini. Saat perebutan posisi Kapolri lalu, Nanan dan sejumlah jenderal bintang tiga lainnya sempat disebut-sebut menjadi kandidat kuat. Namun, tiba-tiba, Timur Pradopo yang saat itu masih menyandang bintang dua menyalip para seniornya di Trunojoyo. Akibatnya, aroma perpecahan pun menyeruak.
Menurut Netta, bentuk kompromi ini merupakan kompromi lanjutan setelah sebelumnya Timur menempatkan Komisaris Jenderal Susno Duadji sebagai Penasihat Koordinator Staf Ahli Kapolri.
Selain sebagai bentuk kompromi, Netta melanjutkan, Nanan juga dinilai sebagai sosok yang pas menduduki posisi pembenah dalam tubuh Polri. "Dia berpengalaman dan juga cukup senior," ujarnya.
FEBRIYAN