Menurut Azis, tersendatnya arus penyeberangan Merak-Bakauheni telah menyebabkan kerugian bagi pengelola jalan tol, pengguna jalan, pengusaha, pedagang dan masyarakat umum lainnya. Kerugian yang ditangung PT MMS, kata dia, berupa beralihnya pengguna jalan tol, pengerahan petugas selama 24 jam, serta kerusakan badan jalan dan rambu lalu lintas.
Sejak adanya kemacetan di pelabuhan Merak yang terjadi beberapa minggu belakangan ini, menurut Azis, jumlah kendaraan yang melintas di tol Tangerang-Merak turun drastis. Di gerbang Merak, kata dia, jika dalam kondisi normal transaksi harian mencapai 6500 kendaraan. “Sementara saat ini hanya berkisar 1000 sampai 1500 kendaraan saja,” ujarnya.
Kondisi terakhir untuk antrian kendaraan sampai pagi ini, kata Azis, mencapai kilometer 95 dari gerbang tol Merak. Dan dari gerbong tol Merak hingga Pelabuhan Merak antrian kendaraan mencapai 5 kilometer panjangnya. Sedangkan antrean truk di Jalan Cikuasa Atas, tepatnya di sekitar Kelurahan Gerem, Kota Cilegon, dari gerbang tol Merak hingga fly over Merak mencapai 4 kilometer. Selain itu, antrean truk juga terjadi di jalan Raya Cilegon - Merak sepanjang 4 kilometer.
Azis juga berharap, kondisi antrean truk hingga jalan tol Tangerang - Merak bisa cepat diatasi dan tidak kembali terjadi di kemudian hari. “Saat ini tidak ada upaya yang ampuh untuk bisa mengatasi antrean kecuali kapal di Pelabuhan Merak lancar,” tegasnya.
Yang dilakukan PT MMS saat ini, kata Azis, hanya mengatur arus lalu lintas di dalam tol Tangerang “Merak dengan cara mengeluarkan kendaraan pribadi, bus, dan kendaraan lain yang memiliki tujuan ke Kawasan Industri Krakatau Steel,” katanya.
JONIANSYAH