Pengelola SPBU terpaksa menutup usahanya, seperti yang terjadi di SPBU Margorejo, Kecamatan Gurah. “Mulai kemarin sudah tak ada pengiriman,” kata Herumudjanto, pengawas SPBU Margorejo kepada Tempo, Senin (28/2).
Tak hanya premium, SPBU ini bahkan mengalami kekosongan stok jenis Pertamax.
Menurut Herumudjanto, pengiriman premium delapan kilo liter yang seharusnya diterima Minggu kemarin (27/2), hingga saat ini tak kunjung tiba. Herumudjanto tak mengetahui penyebab terhentinya pasokan. Petugas Pertamina Surabaya yang dihubungi hanya memintanya menunggu karena alasan transportasi. “Kami tak diberi penjelasan lainnya,” ujarnya.
Hal yang sama juga dialami SPBU Paron. Rahmat AW, pengawas SPBU tersebut mengaku kehabisan stok premium sejak pagi tadi pukul 10.00 WIB. Menurut Rahmat, kekosongan tak perlu terjadi jika Pertamina tidak terlambat mengirimkan pasokan. “Biasanya pasokan untuk besok sudah datang hari ini,” ucapnya.
Rahmat juga tidak mendapatkan penjelasan dari Pertamina Surabaya juga kandas. Petugas bagian Delivery Order (DO) Pertamina Surabaya tak bersedia mengangkat telepon. Rahmat kewalahan menjelaskan alasan kekosongan ini kepada konsumen.
Rahmat hanya menduga keterlambatan pengiriman akibat cuaca yang buruk, terutama kawasan perairan. Mengacu pada peristiwa sebelumnya, kapal pengangkut minyak dari kilang menuju dermaga tak berani berlayar akibat cuaca buruk. “Hal ini juga berdampak pada truk yang hendak menyeberang pulau,” paparnya.
Akibat kekosongan premium, konsumen terpaksa menggunakan Pertamax. Harga Pertamax saat ini Rp 8.250 per liter, jauh di atas harga premium Rp 4.500 per liter. “Dari pada gak bisa jalan,” keluh Danang Sumirat, 37 tahun, pemilik sepeda motor saat membeli pertamax di SPBU Paron. HARI TRI WASONO.