TEMPO Interaktif, Surabaya - Sebanyak 21 kota dan kabupaten se-Jawa Timur beresiko diterjang banjir oleh luapan tujuh sungai utamanya. Sebanyak 16 dari 21 kota dan kabupaten ini termasuk berresiko tinggi, lima lainnya masuk resiko sedang. "Akibat banjir, kerugian masyarakat Jawa Timur setiap tahun mencapai Rp 389 miliar," kata juru bicara Fraksi PDI Perjuangan DPRD Jawa Timur Sumiati atas Rancangan Peraturan Daerah Pengelolaan Air dalam sidang paripurna DPRD Senin (28/2).
Ke-16 daerah resiko tinggi banjir itu adalah Tuban, Bojonegoro, Lamongan, Gresik, Bangkalan, Surabaya, Sidoarjo, Kota dan Kabupaten Mojokerto, Jombang, Kabupaten Malang, Kota dan Kabupaten Pasuruan, Lumajang, Situbondo dan Banyuwangi.
Lima daerah beresiko sedang adalah Pacitan, Trenggalek, Sampang, Pamekasan dan Sumenep. "Di satu sisi rawan banjir, di sisi lain banyak daerah minim ketersediaan air bersih," dia menambahkan. Daerah minim air bersih terdapat di Pacitan, Bondowoso, Situbondo, Kabupaten Probolinggo, Bangkalan, Sampang, Pamekasan dan Sumenep.
Fraksi PDI Perjuangan berharap rancangan mampu mengatasi berbagai masalah air di Jawa Timur.
Juru bicara Fraksi Kebangkitan Bangsa. Muhaimin Hadi, minta Jawa Timur bisa meniru provinsi Bali. Daerah ini sukses menerapkan konsep subak, Bali sukses mengatur sumber daya airnya."Air di Bali dibagi secara rata, tidak berlebih dan tidak kurang. Bali telah mengatur airnya melalui peraturan sejak tahun 1972 lalu," kata Muhaimin Hadi.
Muhaimin menambahkan, potensi air di Jawa Timur cukup melimpah. Apalagi, Jawa Timur dilalui tujuh aliran sungai besar yaitu Bengawan Solo, Sungai Brantas, Sungai Welang Rejoso, Sungai Pakelan Sampeyan, Sungai Baru, Sungai Bedadung serta Sungai Madura.
Baca Juga:
Kodrat Suyono dari Fraksi Golkar minta, peraturan menampung enam permasalahan air yaitu mengenai konservasi air, pendayagunaan air, pengendalian air, pemberdayaan dan peningkatan peran masyarakat, peningkatan ketersediaan air, serta proses pemeliharaan sumber daya air. "Harus jelas, yang menguasai air itu Jasa Tirta atau PU Pengairan," kata dia.
Fatkhurrohman Taufiq