Menurut Dul Siam, jumlah bantuan perahu dari pemerintah provinsi Jawa Timur sebanyak 160 unit. 152 di antaranya diberikan kepada nelayan di Pulau Sapeken dan 8 sisanya untuk nelayan di Kecamatan Kangayan, Pulau Kangean. Dul Siam mengatakan, satu unit perahu dijual seharga Rp 3 sampai 4 juta. "Pembeli perahu juga hanya mengambil mesinnya. Kayunya buat kayu bakar atau dibuang," ujarnya.
Anggota DPRD Sumenep asal Pulau Sapeken Nur Asur mengatakan dia menerima banyak keluhan dari nelayan tentang buruknya kualitas perahu bantuan. Misalnya, kualitas kayu yang mudah lapuk. Serta, ukuran perahu yang dinilai terlalu kecil untuk perairan Sapeken yang termasuk kategori laut lepas. "Kalau perahu diperbaiki membutuhkan biaya 4 sampai 5 juta. Daripada keluar uang, pilihannya dijual saja," ungkapnya.
Politikus Partai Keadilan Sejahtera ini menilai, proyek bantuan perahu nelayan tersebut proyek mubadzir. Sebab, tidak tepat sasaran sehingga terkesan proyek asal jadi. ”Pemerintah provinsi tidak pernah koordinasi dengan nelayan, perahu seperti apa yang mereka butuhkan," ujarnya.
MUSTHOFA BISRI