TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pusat Statistik merilis inflasi di bulan Februari sebesar 0,13 %. Rusman Heriawan, kepala BPS menyebutkan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada kelompok makanan jadi, minuman dan tembakau sebesar 0,47%. Kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar 0,40 %. Kelompok kesehatan 0,69 %, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga 0,13 %. Sedangkan untuk kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,15 %.
Dijelaskan Rusman jika dibandingkan inflasi pada bulan yang sama tahun lalu year on year inflasi tercatat 6,84 %. "Secara umum inflasi 0,13 ini cukup melegakan di tengah serbuan kenaikan harga dunia," kata Rusman, Selasa (1/3) di Jakarta.
Selain itu BPS juga mencatat angka inflasi di bulan Februari juga dipengaruhi oleh deflasi yang terjadi pada kelompok bahan makanan 0,33 persen dan kelompok sandang 0,08 %.
Laju inflasi tahun kalender Januari-Februari sebesar 1,03 % dan laju inflasi year on year sebesar 6,84 %. Komponen inti pada bulan januari Februari mengalami inflasi sebesar 0,31 %, laju inflasi komponen inti tahun kalender Januari-Februari sebesar 0,81 % dan laju inflasi komponen inti year on year sebesar 4,36 %.
Berdasarkan hasil pantauan BPS dari 66 kota di Indonesia, 40 kota mengalami inflasi dan 26 kota mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Singkawang 1,75 % dengan IHK 130,14 dan terendah terjadi di Sukabumi 0,01 persen dengan IHK 125,28. Sedang Deflasi tertinggi terjadi di Sumenep 0,80 % dengan IHK 122,05 dan terendah terjadi di Denpasar dengan IHK 127,03.
Selama Februari beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga adalah ikan segar, tempe, jeruk, bawang merah, minyak goreng. Sedang komoditas yang mengalami penurunan harga adalah cabai merah dengan 0,13 %, beras 0,07 %, daging ayam ras 0,02 % dan emas 0,02 %.
Menurut Rusman dengan kondisi inflasi Februari ini, ia optimis target inflasi tahunan pemerintah menjadi 5,3 % akan tercapai. Bulan lalu ia khawatir ini tidak akan tercapai, Ujiannya ada pada Januari-April ternyata 0,13. "Kita yakin dari track report bulan maret 2010 lalu kita mengalami deflasi, pada masa ini panen masih terjadi dan kita masih mengalami inflasi rendah," jelas Rusman.
Ira Guslina