TEMPO Interaktif, Jakarta - Pendiri dan sutradara Teater Tetas, Jakarta, Ags Arya Dipayana meninggal. Arya Dipayana meninggal sekitar pukul 22.30 WIB tadi malam. Hari ini, rencananya jenazah almarhum akan dimakamkan di Taman Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan, selepas zuhur.
Lahir di Tulungagung, Jawa Timur, 29 April 1961, Arya Dipayana mulai berkesenian di bangku sekolah lanjutan dengan menulis cerita-cerita pendek, kemudian juga puisi. Sempat bekerja sebagai redaktur tamu di majalah Hai dan Zaman, kemudian sebagai copywriter di beberapa biro iklan sebelum akhirnya memilih menjadi “pengangguran”. Ia menempuh pendidikan di Fakultas Sastra Universitas Indonesia Jurusan Sastra Prancis.
Arya Dipayana termasuk produktif. Karya-karyanya kemudian dipublikasikan di berbagai media, seperti majalah remaja Hai, harian Suara Pembaruan, majalah Zaman, majalah Matra dan banyak lagi.
Pada 1976, ia mulai aktif di dunia teater. Dua tahun kemudian ia mendirikan Teater Egg (sekarang Teater Tetas). Sejak 1985 mulai aktif menulis naskah drama untuk kepentingan pertunjukan. Naskah-naskah drama yang ditulisnya, antara lain, Wisanggeni Berkelebat, Seorang Anak Menangis, Palaganada : Dari Negeri Cinta, Jejak Surga, Julung Sungsang, dan Raung Kuda Piatu.
KALIM/Pelbagai Sumber