Penetapan Kabupaten Bulukumba sebagai sentra pembuatan kapal rakyat bersamaan dengan pencanangan sentra industri kapal perikanan dan minapolitan industri kapal di Kelurahan Tanah Beru, Kecamatan Bontobahari. ”Bulukumba dikenal Panritalopi atau ahli dalam membuat perahu dan kapal,” kata Dedi kembali menjelaskan.
Menurut Dedi, penetapan Bulukumba sebagai sentra pembuatan kapal juga untuk memenuhi kebutuhan nelayan tangkap. Kebutuhan itu didukung kebijakan terkait dengan Instruksi Presiden 2010 tentang Pengadaan Kapal Nelayan di Atas Kapal 30 gross ton. Dedi mengatakan, untuk lima tahun ke depan akan dibuat 1.000 unit kapal. ”Pada 2011 ini dimulai pembuatan kapal sebanyak 250 unit,” ujarnya.
Pembuatan kapal sebesar 30 gross ton, Dedi melanjutkan, karena kemampuannya tidak diragukan lagi. ”Wilayah laut Indopnesia sering dimasuki nelayan asing. Sebab, nelayan kita hanya mempunyai kapal-kapal kecil yang kemampuan jelajahnya tidak terlalu jauh,” kata dia.
Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan bersyukur atas upaya Kementerian Kelautan menjadikan Bulukumba sebagai sentra pembuatan kapal rakyat. Dengan penetapan itu, dia mengimbau masyarakat khususnya para pengrajin kapal kayu untuk tidak lagi merantau. Dia juga mengimbau pengrajin kapal yang berada di luar Bulukumba untuk kampung halaman.
Zainuddin mengungkapkan, masyarakat di Kecamatan Bontobahari merupakan pengrajin perahu tradisional secara turun-temurun. Dia mengungkapkan, pengusaha yang memesan kapal dari pengrajin warga Bontobahari bukan hanya berasal dari dalam negeri. Tapi bahkan puluhan pengusaha dari Eropa dan Asia. ”Pengusaha asing masih percaya kualitas kapal dari Bulukumba karena pesanan dari luar tidak pernah terputus," kata dia. Terkait dengan bahan baku pembuatan kapal, Zainuddin berjanji bakal memenuhi kebutuhan industri tersebut.
Pencanangan tersebut juga dihadiri Bupati Minahasa Selatan, Sulawesi Utara, Christiani E. Paruntung. Bahkan Christiani mengatakan dalam waktu dekat akan memesan perahu nelayan di Bulukumba.
JASMAN