TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Hasanuddin Ibrahim mengatakan meski produksi pangan dalam negeri melimpah, namun justru negara lain yang menikmati. Ini disebabkan karena baru 20 persen produk pangan itu bisa diolah di dalam negeri.
Sebanyak 80 persen sisanya, diekspor dalam bentuk bahan mentah dan diolah menjadi barang jadi oleh negara lain. Bahkan hasilnya tersebut diekspor kembali ke negara-negara lain, termasuk Indonesia.
Hasanuddin menyebutkan, produk-produk bahan pangan mentah yang belum dioptimalkan itu seperti kelapa sawit, kakao, kopi, juga teh. Tidak ketinggalan produk-produk buah dan tanaman hias.
Menurut Hasanuddin, solusinya adalah membuat regulasi yang ketat dan menciptakan insentif yang baik bagi pelaku usaha. Tujuannya agar pelaku usaha bisa memproduksi raw material menjadi bahan pangan jadi.
"Solusinya ya promosi. Itu ujung tombak strategi pemasarannya," kata Hasanuddin, selain juga masalah penentuan harga.
PITO AGUSTIN RUDIANA