TEMPO Interaktif, YOGYAKARTA - Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih meminta agar Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) bisa mengarahkan dokter-dokter spesialisnya mau merambah ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) khususnya yang berada daerah terpencil. Ini untuk mengantisipasi makin banyaknya kasus pasien terlantar di RSUP karena minimnya dokter spesialis dan fasilitas di daerah terpencil.
“Sebagai bagian rumah sakit umum pusat diharuskan untuk bisa memperbaiki sistem rujukan dari puskesmas atau RSUD, dimana dokter spesialis bisa keluar ke rumah sakit di daerah untuk dapat memperkuat pelayanan di situ,”kata Endang di Yogyakarta, Jumat (4/3).
Dengan di sharenya dokter-dokter spesialis yang ada di RSUP ke RSUD, menurut Endang akan sangat membantu peningkatan kualitas rumah sakit di daerah. “Dengan metode sister hospital yang tidak hanya membantu kebutuhan tenaga tetapi juga transfer budaya kinerja di rumah sakit pusat demi terwujudnya world class health care," kata dia.
Sementara itu Kepala Bidang Humas RS Dr. Sardjito Yogyakarta Rini Sunaring Putri mengatakan menyikapi peningkatan kualitas rumah sakit umum di daerah, RS. Sardjito selama ini telah melakukan pengiriman dokter-dokter spesialis ke rumah sakit residen (kerjasama) di enam wilayah sekitar DIY dan jawa Tengah seperti Cilacap, Klaten, Banyumas, dan lainnya.
Kinerja para dokter spesialis itu pun juga diawasi dan dievaluasi oleh dokter ahli yang ditunjuk.“ Saat ini kami juga tengah menjajaki jaringan dengan rumah sakit di Nusa Tenggara Timur untuk memperkuat sistem sister hospital,”kata dia. Kerjasama dengan NTT ini sebagai wujud cita-cita bersama untuk mengurangi tingkat kematian ibu dan anak yang dinilai cukup tinggi di wilayah NTT.
Saat ini RS. Sardjito sendiri memiliki jumlah dokter spesialis sekitar 200 orang. Secara bergilir dan kontinyu, dokter-dokter tersebut ditugaskan dan dikirim ke berbagai rumah sakit umum daerah jejaring untuk berpartisipasi meningkatkan pelayanan.
“RS Sardjito selama ini telah menjadi rujukan rumah sakit di wilayah DIY dan Jawa Tengah bagian selatan. Semoga tahun ini semakin meluas lagi jejaringnya,”kata Rini.
Sementara menanggapi masih maraknya kasus overload pasien dan mengakibatkan pelayanan tak maksimal, Rini menuturkan tak melulu berpatokan pada kuota alokasi Jamkesda dan jamkesmas, tapi melihat ruang dan kapasitas yang ada.
“Kalau kelas tiga penuh ya dipindahkan ke kelas dua,” kata dia.
Pasien dengan kartu Jamkesmas dan Jamkesda biasanya mendapat kelas tiga. Saat ini RS Saqrdjito memiliki 732 tempat tidur yang terdiri dari 270 unit (kelas 3), 191 unit (kelas 2), 85 Care unit, dan 75 unit (kelas 1), dan 3 ruang isolasi serta 7 ruang utama.
PRIBADI WICAKSONO.