Pemerintah, kata dia, siap menyediakan lahan untuk investasi tersebut. "Kita akan menyediakan untuk mereka, sehingga ikan yang diambil dari negeri kita, bias diolah di sini," kata Fadel usai mengikut acara pertemuan antara Presiden Filipina Beniqno Aquino III dengan Presiden Yudhoyono di Istana Merdeka, Selasa (8/3).
Dia mengatakan, selama ini sering terjadi perebutan ikan di sekitar perbatasan Indonesia dengan Filipina. Dia mengungkapkan, saat ini ada 202 nelayan Filipina yang tertangkap aparat keamanan, dan pemerintah sudah melepaskan 77 orang, dan kini masih tersisa 34 orang, plus menahan 9 kapal mereka.
Presiden Yudhoyono, lanjut Fadel, menghendaki bisa diselesaikan dengan baik secara ekonomi sebagai solusi yang komprehensif. "Dari pada kita bolak balik nangkap sana sini kenapa kita tidak bikin kerjasama bidang ekonomi," katanya. Dengan kerjasama ini, kata dia, tidak ada lagi perebutan ikan, tapi pengelolaan ikan diselesaikan secara ekonomi.
Sedangkan nelayan asing yang melewati perbatasan, Fadel akan mengirimkan pulang ke negaranya. Dia mengatakan, saat ini banyak nelayan asing itu membawa senjata dan ribut dengan petugas di perbatasan. "Jangan disibukan tangkap menangkap dan bunuh membunuh," katanya.
Dalam kerjasama ini, kata dia merupakan kelanjutan kerjasama yang sudah dilakukan sejak 2006 namun dipertegas lagi. Pemerintah sudah menyiapkan lahan untuk industri pengolahan ikan di Gorontalo, Manado, Ternate dan Ambon.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengharapkan kerjasama di bidang perikanan terus dilanjutkan. Apalagi kedua negara memiliki potensi kelautan yang cukup memadai. Tahun lalu, kerjasama perdagangan Indonesia-Filipina 2010 mencapai US$ 3,89 miliar meningkat dari 2009 mencapai US$ 2,9 miliar.
EKO ARI WIBOWO