TEMPO Interaktif, Jakarta – Sebelum terjadi kerusuhan yang terjadi di Timur Tengah, negara-negara di Asia memiliki kebijakan untuk mensubsidi negara mereka. Survey untuk harga bahan bakar minyak benua Asia yang dilakukan pertengahan bulan November 2010, harga bahan bakar paling murah adalah di negara Brunei Darusalam (US$ 0,39 per liter), lalu Malaysia (US$ 0,59 per liter), dan Indonesia (US$ 0,79 per liter). Untuk negara dengan penjualan paling mahal di Asia adalah Hong Kong (US$ 1,92 per liter), lalu Jepang (US$ 1,60 per liter), dan Korea Selatan (US$ 1,52 per liter).
Kerusuhan yang terjadi di Timur Tengah dan Afrika Utara telah mendorong kenaikan harga minyak di seluruh dunia, termasuk di Asia. Pemerintah dari negara-negara di Asia mengeluarkan kebijakan untuk menahan laju inflasi yang mungkin akan terjadi seiring naiknya harga minyak. Di Indonesia, rencananya pemerintah akan menaikan harga BBM bersubsidi untuk mengurangi tanggungan yang harus ditalangi jika tetap menggunakan angka sekarang untuk bahan bakar jenis premium Rp 4.500 per liter.
Sementara itu, perdangan di Asia, pada Selasa (8/2), harga minyak mentah New York turun di bawah US$ 105 ketika Amerika Serikat menolak untuk mengeluarkan cadangan minyaknya untuk memperbaiki dampak dari harga minyak yang tinggi.
Harga minyak yang berada di angka US$ 104 per barel pada Selasa di Asia, menunjukan penurunan harga minyak, namun tetap mendekati angka tertinggi sejak akhir 2008. Di New York, pengantaran minyak mentah jenis Light Sweet untuk April, turun US$ 0,70 menjadi US$ 104,74 per barel sore ini. Minyak Brent North Sea diantarkan turun US$ 0,64 menjadi US$ 114,40. Di London, minyak jenis Brent turun US$ 0,85 menjadi US$ 114,19 per barel dalam ICE futures exchange.
Acuan harga minyak mentah untuk April diantarakan turun US$ 1,16 pada angka US$ 103,84 per barel pada sore waktu bangkok di perdagan di New York Mercantile Exchange. Kontrak tersebut naik US$ 1,02 menjadi US$ 105,44 per barel pada Senin, setelah hampir mencapai US$ 107, angka tertinggi sejak 26 September 2008.
AP | AFP | BERBAGAI SUMBER | IRVAN WIRADINATA