TEMPO Interaktif, Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardo mengatakan akan ada tambahan defisit APBN sebesar Rp 10 sampai 17 triliun apabila harga minyak Indonesia (Indonesia Crude Prices) terus bergerak ke level US$ 90 hingga US$ 100 per barel. “Itu hasil analisis kami,” kata Agus Marto di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Selasa (8/3).
Namun menurut Agus Marto, penambahan defisit tersebut tidak akan lebih dari 2 persen. Saat ini, defisit APBN 2011 dijaga di level 1,8 persen dari produk domestik bruto. Kenaikan ICP itu, kata Agus didasarkan pada rata-rata harga ICP 12 tahun terakhir. “ICP 12 bulan terakhir sekarang US$ 86 per barel,” katanya.
Meskipun pemerintah mewaspadai gejolak harga minyak dan pangan dan sudah melakukan simulasi, namun pemerintah belum merasa perlu melakukan penyesuaian APBN Perubahan ataupun penyesuaian harga bahan bakar minyak. “Defisit tidak lebih dari 2 persen itu sesuai dengan skenario yang ingin pemerintah jaga,” katanya.
Menurut Agus Marto simulasi yang dilakukan pemerintah tersebut merupakan sensitive analysis untuk menjaga agar APBN tetap kredibel dan realistis apabila nanti dilakukan perubahan-perubahan asumsi makro seperti pertumbuhan ekonomi, kurs, inflasi dan target lifting minyak. “Kami ingin menjaga agar APBN tetap kredibel dan realistis,” katanya.
IQBAL MUHTAROM