Pada akhir semester satu, kata dia, inflasi diperkirakan turun menjadi 5 persen, seiring dengan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat. Penurunan inflasi diharapkan berdampak pada suku bunga acuan bank sentral yang masih di level 6,75 persen. Apalagi harga-harga komoditas bulan depan diperkirakan turun sehingga terjadi deflasi.
Fauzi mengatakan, jika harga BBM naik, kemungkinan besar suku bunga acuan bank sentral bakal naik juga. Kenaikan BI Rate ini tidak hanya mendorong perbankan menaikkan suku bunga, tapi juga berdampak pada sektor lain. "Tunggu sampai inflasi pangan reda," katanya.
Menurut Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, BI Rate 6,75 persen masih bisa mengatasi tekanan inflasi. Apalagi inflasi bulan depan diperkirakan masih rendah. Tapi bank sentral tetap mewaspadai inflasi akibat barang-barang impor, terutama dampak krisis pangan dunia dan lonjakan harga minyak.
Peneliti ekonomi utama Direktorat Riset Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI, Darsono, mengatakan kenaikan harga BBM berdampak langsung dan menimbulkan dampak lanjutan terhadap inflasi tahunan. "Dampak langsung, harga Premium naik," ujarnya. Dampak lanjutan, salah satunya kenaikan tarif angkutan umum yang bisa menyumbang kenaikan harga barang.
Inflasi akibat kenaikan harga BBM ini baru dapat dihitung Badan Pusat Statistik pada pekan pertama, kedua, dan ketiga. Meski BI sudah melakukan simulasi, Darsono enggan memaparkan hasilnya, terutama mengenai dampak lanjutan kenaikan harga BBM terhadap inflasi.
Tapi, berdasarkan kajian Tim Pengkaji Pengaturan BBM Bersubsidi, jika tiga opsi yang ditawarkan itu dijalankan pemerintah, dampaknya terhadap inflasi paling tinggi 0,6 persen. "Bergerak di kisaran 0,3 sampai 0,5 persen," kata Anggito Abimanyu, Ketua Tim Pengkajian. Syaratnya, opsi itu dijalankan pada bulan deflasi sehingga tidak menimbulkan efek yang besar.
Menurut Anggito, jika kebijakan pengaturan BBM dijalankan saat terjadi inflasi, bakal terjadi ekspektasi inflasi. Meski tidak menyebutkan kapan deflasi terjadi, sebelumnya dia sempat mengungkapkan kemungkinan deflasi terjadi pada April nanti.
Eka Utami Aprilia | Febriana Firdaus | Irvan Wiradinata | Iqbal Muhtarom