TEMPO Interaktif, Bandung - Peluang masuk Institut Teknologi Bandung dari jalur seleksi tertulis tahun ini diperkirakan makin ketat. Peserta kini harus bersaing keras memperebutkan sisa jatah kursi 40 persen. "Persaingannya memang makin besar," kata Wakil Rektor Bidang Akademik ITB Carmadi Machbub, Jumat (11/3).
Menurut Carmadi, mereka yang tidak lolos seleksi dari jalur undangan diperkirakan bakal mencoba masuk dari jalur seleksi tertulis. Ditambah peserta yang tahun lalu gagal lolos tes, kompetisi bakal berjalan ketat seperti tahun-tahun sebelumnya. Namun soal peluang dari jalur seleksi tertulis itu, rasionya mengikuti jatah yang ditetapkan ITB.
Mulai tahun ini ITB menerapkan kebijakan baru dengan menghapus jalur khusus seleksi mandiri. ITB hanya mengisi 3.360 kursinya dengan memilih 60 persen lulusan Sekolah Menengah Atas terpandai lewat jalur undangan, sisanya 40 persen dari hasil seleksi nasional tertulis.
Misalnya jika tahun lalu daya tampung di sebuah fakultas favorit ada 200 kursi dan diperebutkan 2.000 peminat, kini mereka harus bersaing hanya mendapatkan 80 tempat lewat jalur seleksi tertulis, sebab 120 kursi atau 60 persen telah dialokasikan untuk peserta jalur undangan. "Saya kira, mereka yang akan mendaftar sudah siap soal persaingan itu," katanya.
Berdasarkan peminat tahun lalu, tiga fakultas menjadi pilihan favorit peserta ujian masuk ITB.
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) berada di peringkat teratas. Tahun lalu peminatnya 2.611 orang. Adapun tahun ini kuotanya untuk 98 orang dari tes tertulis dan 157 peserta jalur undangan.
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) di urutan kedua dengan jumlah peminat 2.197 orang tahun lalu. Sekarang daya tampungnya untuk 168 orang yang lulus tes tertulis, dan 262 orang jalur undangan.
Fakultas Teknik Sipil dan Lingkungan (FTSL) berada di posisi ketiga dengan jumlah peminat tahun lalu 1.660 orang. Kali ini kursinya terbagi untuk 124 orang dari tes tertulis dan 197 peserta jalur undangan.
ANWAR SISWADI