TEMPO Interaktif, Surakarta - Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta memberikan UNS Award kepada pengusaha jamu dan kosmetik Mooryati Soedibyo dan Wali Kota Surakarta Joko Widodo dalam peringatan dies natalis ke-35 perguruan tinggi itu, Jumat (11/3).
Rektor UNS Surakarta Syamsulhadi mengatakan Mooryati layak diberi penghargaan karena telah turut membantu membangun dan mengembangkan produk warisan budaya nusantara, khususnya di bidang warisan budaya untuk produk jamu dan kosmetik. "Karenanya kepadanya diberikan penghargaan Karya Bakti Dharma Budaya," katanya.
Selain itu, perintis dan pemilik perusahaan Mustika Ratu ini disebut turut memperkenalkan Indonesia, khususnya Surakarta, kepada dunia internasional melalui produk-produknya, sehingga pada akhirnya dunia mengenal kekayaan budaya Surakarta dan Indonesia.
Sementara untuk Joko Widodo, dia mengatakan telah berhasil mengelola pemerintahan, termasuk yang paling berhasil dalam menata keberadaan pedagang kaki lima. UNS menganugerahkan penghargaan Dharma Bakti Praja atas prestasi Joko mengelola Surakarta.
Dalam sambutannya, Mooryati merasa terhormat atas penghargaan yang telah diberikan. Apalagi sebagai alumni UNS, dia merasa telah mendapat banyak pengalaman dan memberi inspirasi untuk terus belajar. Mooryati tercatat mendapat gelar pasca sarjana untuk program studi Linguistik di Fakultas Sastra UNS pada awal 2003.
"Setelah lulus S2 dari UNS, saya langsung mengambil program Doktor di Universitas Indonesia untuk program studi Ilmu Manajemen Strategis," ucapnya, yang meraih gelar Doktor pada usia 79 tahun. Tak lupa, dia mendorong mahasiswa UNS untuk terus memiliki semangat belajar tanpa dibatasi usia.
Sedangkan Joko berharap penghargaan yang diberikan dapat memacunya untuk lebih baik lagi memimpin Surakarta, terutama membenahi pelayanan bagi masyarakat.
Pada awal pemerintahannya Joko mempercepat pengurusan kartu tanpa penduduk dan kartu keluarga. "Saat itu lama tidaknya pengurusan tergantung amplopnya. Begitu juga untuk perizinan," katanya. Birokrasi pun dirombak, termasuk mencopot seorang camat dan tiga lurah yang dinilai tidak pro-perubahan.
UKKY PRIMARTANTYO