TEMPO Interaktif, Fukushima - Radiasi bocor dari sebuah reaktor nuklir Jepang yang rusak hari Sabtu menyusul ledakan yang mendorong atapnya setelah gempa bumi yang dahsyat. Pemerintah berkukuh tingkat radiasi rendah.
Ledakan itu menimbulkan kekhawatiran di saat petugas terus berupaya mengatasi apa yang diperkirakan bencana nuklir terburuk sejak ledakan Chernobyl pada tahun 1986.
Reaktor ini rusak akibat gempa 8,9 skala Richter hari Jumat, yang mengirim tsunami 10 meter menyapu kota-kota di pantai timur laut. Media Jepang memperkirakan sedikitnya 1.300 orang tewas.
Sekretaris Kabinet Yukio Edano mengatakan tidak ada perubahan besar dalam tingkat radiasi setelah ledakan karena tidak terjadi di dalam wadah reaktor.
"Fasilitas reaksi nuklir dikelilingi oleh mesin penyimpanan baja, yang kemudian dikelilingi oleh bangunan beton. Bangunan ini runtuh. Kami mempelajari bahwa mesin penyimpanan di dalam tidak meledak," katanya dalam konferensi pers.
Baca Juga:
Edano awalnya mengatakan radius evakuasi 10 km dari reaktor 1 Daiichi yang berusia 40 tahun di prefektur Fukushima adalah cukup, tetapi satu jam kemudian batas ini diperpanjang sampai 20 km. Tayangan televisi menunjukkan uap naik dari pabrik yang berjarak 240 km di utara Tokyo itu.
Sepanjang pantai timur laut, pekerja penyelamat melakukan pencarian di antara reruntuhan bangunan, mobil dan kapal di kota Sendai, 300 km timur laut Tokyo.
Warga yang kebingungan menimbun air dan meringkuk di tempat penampungan sementara suhu mendekati titik beku. Cuplikan dari udara menunjukkan bangunan dan kereta berserakan di atas hamparan lumpur seperti mainan anak-anak.
"Semua toko ditutup, ini adalah salah satu dari sedikit yang masih terbuka. Saya datang untuk membeli dan menambah persediaan popok, minuman dan makanan," kata Kunio Iwatsuki, 68, kepada Reuters di kota Mito, di mana penduduk antre di luar sebuah supermarket yang rusak untuk mendapatkan persediaan.
Di garis pantai, mereka yang selamat memanjat melalui jalan yang hampir tidak dapat dilewati. Di Iwanuma, tidak jauh dari Sendai, orang menuliskan SOS di atap rumah sakit yang dikelilingi oleh air.
Gempa bumi dan tsunami, dan sekarang kebocoran radiasi, menjadi tantangan terbesar pemerintah Jepang dalam satu generasi.
REUTERS | ERWIN Z