TEMPO Interaktif, Subang - Kenaikan harga gas bersubsidi tabung tiga kilogram di Subang menembus angka Rp 16 ribu per tabung. Kepolisian Resor Subang, Jawa Barat, akan segera menyelidiki kenaikan harga gas yang tak terkendali itu. "Kami akan segera menyelidiki apa penyebab harga gas bersubsidi naik tinggi," kata Ajun Komisaris Besar Dadang Hartanto, Kepala Kepolisian Resor Subang, saat dihubungi Tempo, Ahad (13/3).
Menurut Dadang, harga gas tiga kilogram, yang ditujukan bagi kalangan masyarakat berpenghasilan rendah dan ekonomi menengah dan kecil, itu sengaja disubsidi pemerintah agar harganya terjangkau. "Jadi, kalau ada pihak yang memainkan harga gas, artinya sudah menyalahgunakan subsidi pemerintah," Dadang menegaskan.
Ia segera berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar Kabupaten Subang untuk memantau lapangan. Sesuai Pertauran Menteri Sumber Daya Mineral, HET gas tabung tiga kilogram, dijual dari agen ke pangkalan Rp 12.500 per tabung. Dari harga jual itu agen sudah mendapatkan keuntungan. Jika melakukan penjualan dari angka itu, berati sudah melanggar.
Keniakan harga gas di wilayah Subang, dipicu oleh Surat Keputusan Bupati Nomor 542/Kep.248-Pe/2011 Subang akhir Februari lalu. Sesuai SK tersebut, HET gas tabung tiga kilogram yang semula Rp 12.500 dari agen ke pangkalan naik menjadi Rp12.750 dan harga jual dari agen ke pangkalan dari Rp12.750 naik menjadi Rp13.500 per tabung.
Realitas di lapangan, sepanjang sepekan terakhir harga gas di tingkat pengecer naik dua kali dari semula Rp 13.500 menjadi Rp15 ribu, kini Rp 16 ribu per tabung. "Terus terang kami jadi bingung, kok naiknya tinggi banget," kata Erna, ibu rumah tangga di Dawuan.
Try Heryanto, Kepala Bagian Perekonomian Pemerentah Kabupaten Subang, membenarkan ihwal terbitnya Surat Keputusan Bupati tentang kenaikan HET baru gas tabung tiga kilogram. "Kami menetapakan HET baru sesuai permintaan Koordinatoriat Hiswanamigas Subang," kata Try.
Hiswanamigas beralasan margin penjualan gas sesuai Peraturan Menteri Sumber Daya Mineral sangat tipis dan tidak bisa menutupi ongkos transportasi . "Makanya kami sepakat menaikan Rp 1.000 per tabung," kata Try.
NANANG SUTISNA