TEMPO Interaktif, Jakarta - Pengamat politik Charta Politica, Yunarto Wijaya, setuju dengan ide penggantian Ketua Harian Sekretariat Gabungan, Aburizal Bakrie. "Seharusnya posisi ketua dipegang oleh partai pemimpin koalisi," ujarnya dalam diskusi "Penguatan Koalisi Mendukung Sistem Presidensial" di DPR, Senin (14/3).
Ia menilai, keretakan dalam sekretariat gabungan yang terjadi belakangan ini disebabkan oleh tiga hal. Pertama, gagalnya pimpinan dalam membangun komunikasi politik antar partai anggota koalisi; kedua, kondisi setgab yang tak kondusif dimanfaatkan oleh partai-partai yang nakal; dan, ketiga, tingginya ketergantungan presiden terhadap koalisi.
Toto, panggilan akrab Yunarto, menegaskan posisi ketua harian setgab sangat penting. Sebab, dialah yang seharusnya memimpin partai koalisi untuk mengagendakan sesuatu. Menurut dia, meskipun SBY memiliki posisi sebagai Ketua Setgab, namun ketua harian lebih memiliki peran dalam memimpin rapat saat mengagedakan kebijakan koalisi. Sebab itu, kata dia, "Posisi itu lebih tepat dipegang oleh Demokrat."
Ia pun menilai SBY tak mungkin dapat memimpin rapat setgab. Sebab, hal itu akan menurunkan derajatnya sebagai kepala negara. "Apakah boleh presiden sebagai kepala negara memimpin rapat dimana dia berposisi setara dengan pimpinan partai politik lainnya," kata Toto.
Pernyataan Toto diamini oleh Sekjen Partai Demokrat, Saan Mustofa. Ia mengakui bahwa beberapa kader Demokrat memang mengusulkan adanya perubahan di struktur kepemimpinan Setgab. "Tapi, itu usulan pribadi, bukan sikap resmi partai," katanya.
Menurut dia, setgab saat ini membutuhkan pimpinan yang memiliki waktu luang untuk benar-benar mengurusi setgab. "Dibutuhkan ketua harian yang fulltime mengurusi setgab," katanya. Saat berpendapat, pengganti Aburizal tak harus dari Demokrat, tapi bisa dari PAN, PPP, atau PKB.
FEBRIYAN