TEMPO Interaktif, Beijing – Kebijakan moneter Pemerintah Cina dalam mencegah laju inflasi justru berdampak negatif. Sejumlah bank terlambat menyalurkan kredit. Akibatnya pertumbuhan ekonomi Negeri Tirai Bambu itu melambat selama Februari kemarin.
Menurut bank sentral pada hari Senin (14/2) ini, sejumlah bank di Cina memberikan 535,6 miliar yuan atau US$ 82 miliar pinjaman pada Februari, di bawah perkiraan pasar 650 miliar yuan. Badan M2 Cina, mengukur suplai uang meningkat 15,7 persen dari tahun ke tahun, walau mereka berharap kenaikannya sebesar 17 persen.
Uang kas yang berlebihan di Cina merupakan penyebab utama terjadinya inflasi. Sebenarnya, dalam dua tahun terakhir perokonomian Cina maju dengan pesat. Perlambatan dalam kredit dan pertumbuhan uang menjadi penghambat laju pertumbuhan ekonomi.
Para ekonom mengatakan Beijing masih akan menaikkan kebutuhan bank cadangan dan suku bunga dalam waktu dekat, dan tetap menjaga level peminjaman sepanjang tahun. Namun, laporan data pada hari Senin menunjukan pengetatan yang dilakukan oleh pemerintah selama setengah tahun ini berhasil.
“Data menunjukan langkah-langkah kebijakan Cina telah berkerja,” ujar ekonom dari his Global Insight, Ren Xianfang, di Beijing.
Bank sentral menurut Ren Xianfang akan tetap berhati-hati mengambil langkah selanjutnya. Bank tidak terlalu mengetatkan kebijakan moneter, sebagaimana belajar dari kesalahan yang terjadi pada 2008 lalu.
Ini adalah kedua kalinya pinjaman bank di Cina berada di bawah harapan. Bank-bank di Cina mengisukan pinjaman baru seperempat lebih kecil pada dua bulan pertama tahun ini daripada di periode yang sama tahun lalu.
“Telah terjadi penurunan yang berarti dalam pertumbuhan kredit dan uang,” ujar ekonom dari Goldman Sachs dalam notanya kepada klien, Yu Song dan Helen Qiao.
Sementara itu, Perdana Menteri Cina, Wej Jibao sekali lagi mengatakan Cina membutuhkan reformasi politik. Menurutnya pencapaian ekonomi yang diraih selama 30 tahun dapat hilang begitu saja. Wen Jibao tidak menyebut reformasi seperti apa yang dibutuhkan. Namun komentarnya terlihat diperuntukan kepada koleganya yang konservatif.
Wen membuat komentarnya dalam konferensi pers yang dilaksanan pada sidang parlemen tahunan di Cina. “Tanpa restrukturisasi politik, restrukturisasi ekonomi tidak akan sukses dan pencapaian yang telah dicapai oleh restrukturisasi ekonomi mungkin akan hilang,” kata Wen.
REUTERS | BBCNEWS | IRVAN WIRADINATA | ERWINDA