Dengan kesepakatan tersebut, Jasa Marga menjadi pemegang saham mayoritas dengan kepemilikan saham sebesar 52 persen. Sisanya dimiliki Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan investor lainnya.
Menurut Frans, proses pengambilalihan dan pembebasan lahan akan berlangsung tahun ini dan diperkirakan akan selesai pada semester pertama. Pada semester kedua diharapkan pembangunan dapat dilanjutkan. Nilai investasi proyek Gempol-Pandaan diperkirakan sekitar Rp 1 triliun.
"Selain kelayakannya yang cukup baik, kami juga mendahulukan jalan tol yang terhubung dengan jalan tol kami yang sudah ada yaitu Surabaya-Gempol," kata Frans.
Selain ruas Gempol-Pandaan, saat ini Jasa Marga sedang menjajaki dua ruas jalan tol mangkrak lainnya. Menurut Frans, pihaknya dapat mempertimbangan pengambilalihan pembangunan sejumlah jalan tol yang mangkrak, selama mendapat dukungan pemerintah dan menyambung dengan ruas jalan tol milik Jasa Marga.
Terkait rencana itu, Deputi Bidang Usaha Infrastruktur dan Logistik Kementerian BUMN Sumaryanto, membenarkannya. "Selain Gempol-Pandaan, ada Kertosono-Mojokerto dan Tol Tengah Surabaya. Secara finansial, kelayakannya Jasa Marga kuat," kata Sumaryanto.
Pada tahun ini Jasa Marga melaksanakan pembangunan 7 ruas jalan tol, di antaranya Bogor Ring Road, Tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) 2 Serpong-Kunciran dan Kunciran-Bandara, Tol Semarang-Solo, Tol Surabaya-Mojokerto, Tol Gempol-Pasuruan, JORR W-2 Utara (Kebon Jeruk-Ulujami), dan Bali (Benoa-Ngurah Rai-Nusa Dua).
Menurut Frans, saat ini Jasa Marga masih memiliki pendanaan berupa standby loan yang belum ditarik sekitar Rp 7 triliun di Bank Mandiri, BNI, dan BRI. Sementara, perusahaan masih memiliki dana internal berupa dana hasil IPO sebesar Rp 2,5 triliun.
EVANA DEWI