Jepang mengonsumsi 4,4 juta barel minyak setiap hari, dan sebagian besar merupakan hasil impor. Saat gempa terjadi, pabrik pengonsumsi bahan bakar minyak, seperti pabrik baja dan manufaktur, telah berhenti beroperasi, sehingga penggunaan minyak menurun drastis.
Namun saat Jepang mulai membangun kembali, dipastikan impor batu bara, gas alam, diesel, dan bahan bakar sejenis akan meningkat pesat, terutama untuk mengganti kekurangan energi dari reaktor nuklir yang rusak.
Bencana Jepang semakin meningkatkan kekhawatiran harga minyak melonjak. Sebelum gempa melanda, negara penghasil minyak di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara bergejolak dan menaikkan harga minyak hingga 24 persen. Disusul Libya yang menghentikan pasokan minyak 1,6 juta barel per hari. Ancaman gangguan stabilitas keamanan juga datang dari Arab Saudi, negara penghasil minyak terbesar di dunia.
Sementara itu harga minyak mentah WTI untuk pengiriman April naik 3 sen menjadi US$ 101,19 per barel di perdagangan New York Mercantile Exchange. Sementara minyak mentah Brent turun 17 sen menjadi US$ 113, 67 per barel di perdagangan ICE Futures Exchange.
Analis memperkirakan Jepang akan menambah impor minyak mentah sekitar 300 ribu barel per hari. Jumlah yang cukup untuk mengganti energi nuklir. Kemungkinan Jepang akan mengimpor dari Arab Saudi dan Uni Emirat Arab. Sedangkan untuk bahan bakar seperti diesel, kemungkinan Jepang akan membeli dari Amerika Serikat (AS), dan India.
Harga gas alam untuk pengiriman April naik 2,5 sen menjadi US$ 3,914 per 1,000 cubic feet. Sementara di perdagangan Nymex, minyak pemanas naik 3,48 sen menjadi US$ 3,0638 per galon dan bensin turun 2, 74 sen menjadi US$ 2, 9603 per galon.
AP/ DWITA ANGGIARIA