Kepala Bidang Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Burhanuddin, mengatakan bahwa pendirian pabrik untuk memajukan industri kerajinan kulit di Makassar. ”Kami ingin mengajak masyarakat untuk mengembangkan industri kerajinan kulit, seperti sepatu dan tas,” kata Burhanuddin, Selasa (15/3). Dengan masuknya para pengusaha ini, kata Burhanuddin, lapangan kerja di Makassar akan bertambah.
Menurut dia, awal pendirian industri ini karena banyaknya produksi kulit sapi yang dihasilkan oleh rumah potong hewan Makassar. Dalam sehari, kulit yang dihasilkan dari pemotongan sapi sebanyak 50-60 lembar. Kulit ini dikeringkan kemudian dijual ke Jawa setiap bulannya. “Apabila kulitnya disamak di Makassar nilai jualnya akan bertambah,” ujar dia.
Burhanuddin menambahkan, kulit yang telah dikeringkan biasanya dijual Rp 6 ribu per kilogram. Setiap lembar kulit memiliki berat 25 kilogram. Tapi jika dijual setelah disamak, harganya bisa meningkat hingga Rp 10 ribu per fit. Satu fit sama dengan ukuran 30x30 sentimeter.
Pendirian pabrik ini merupakan kerja sama antara pemerintah kota, provinsi serta Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. Dia menjelaskan, pemerintah provinsi mengurus instalasi pengolahan air limbah dan analisis mengenai dampak lingkungan. Sedangkan pemerintah kota menyiapkan sarana. Adapun dinas menyiapkan mesin. Saat ini, Burhanuddin melanjutkan pabrik sudah memiliki tiga buah mesin, yang terdiri dari mesin sayat, mesin perontok bulu dan mesin penyamak. ”Total senilai Rp 1,99 miliar.”
Karena belum ada pengelola, Burhanuddin mengatakan, dinas perindustrian pada April mendatang akan mengirim 3 calon pengelola untuk magang di Magetan, Jawa Timur. Magetan dipilih karena di sana merupakan pusat kerajinan kulit. Selain itu, dinas akan memanggil dua pengelola pabrik di Magetan untuk memberi pelatihan di Makassar.
ANISWATI SYAHRIR