Abdul Karim, 45 tahun, salah seorang eksportir ikan hias di Desa Bansring, Kecamatan Wongsorejo, mengatakan, sebelum musibah tsunami, dia biasanya mengekspor 40 box ikan hias setiap pekan. Dua kota di Jepang menjadi tujuan ekspor, yakni Fukushima dan Kaniki.
Abdul Karim sudah melakukan ekspor ikan hias ke Jepang sejak 10 tahun lalu. Bahkan, berbeda dengan eksportir ikan hias lainnya, Abdul Karim hanya mengkhususkan pasar ekspornya ke Jepang.
Menurut Abdul Karim, jenis ikan hias yang paling digemari di Jepang adalah Angel-angel dan bethok. Pengiriman biasanya dilakukan setiap Senin. "Tapi Senin lalu kami tidak bisa ekspor," katanya saat dihubungi Tempo, Rabu (16/3).
Karim menjelaskan, berdasarkan informasi yang diperolehnya, bencana tsunami telah menghancurkan seluruh peralatan dan ratusan akuarium di Fukushima. Kondisi tersebut diperkirakan baru pulih tahun depan. Sementara di Kaniki kerusakan terjadi pada pembangkit listrik. "Listrik di Kaniki diperkirakan stabil dua bulan lagi," ujarnya.
Akibat berhentinya ekspor ikan hias, Karim mengaku merugi Rp 50 juta per minggunya. Saat ini dia hanya menjual ikan hias di dalam negeri, seperti ke Bali dan Bandung. "Sambil menunggu pulihny kondisi di Fukushima dan Kiniki," ucapnya.
Pengusaha ikan hias lainnya, Ikhwan Arif, 27 tahun, mengatakan, dia juga terpaksa menghentikan ekspor ke Jepang yang sudah dilakukannya sejak tahun 1992 lalu. Sebelumnya, setiap pekan jumlah ekspor ikan ke Jepang mencapai 20-50 box atau senilai Rp 1 miliar - Rp 2 miliar.
Ikhwan lebih beruntung dari Abdul Karim. Pengusaha ekspor yang tergolong besar di Banyuwangi itu juga melakukan ekspor ke negara-negara di Eropa. "Sejak pekan ini kami alihkan ke Eropa," paparnya.
Jumlah ekspor ke Eropa juga menjadi semakin banyak, yakni 100 box hingga 200 box setiap pekan. Pasar Eropa seperti Italia dan Prancis, kata dia, justru lebih menguntungkan karena harganya 50 persen lebih tinggi daripada pasar di Asia Tenggara.
Selain membidik Eropa, Ikhwan juga mengekspor ikan hiasnya ke Amerika dan Timur Tengah.
Menurut data Dinas Perindustrian Perdagangan Banyuwangi, Jawa Timur, komoditi ekspor ikan hias menempati urutan pertama dengan volume ekspor lebih dari 1 juta ekor atau senilai Rp 2,8 miliar per tahun. IKA NINGTYAS.