“Kami berterimakasih bila ada ruang yang diberikan kepada kami untuk menjelaskan tentang Ahmadiyah,” kata Mubarik saat dihubungi melalui telepon siang ini, Rabu 16 Maret 2011.
Mubarik mengatakan sejak republik ini berdiri, belum ada ruang bagi Ahmadiyah untuk berdialog secara intensif dengan Pemerintah. Padahal Ahmadiyah menginginkan agar masyarakat mengetahui bahwa ajarannya masih memegang teguh kaidah-kaidah Islam.
Oleh karena itu tuduhan bahwa Ahmadiyah memiliki Nabi setelah Nabi Muhammad, kitab suci sendiri, serta lafal Syahadat yang berbeda itu tidak benar. “Itu semua fitnah,” ucapnya.
Seperti dikabarkan sebelumnya, Menteri Agama Suryadharma Ali akan mengajak Ahmadiyah berdialog untuk membahas berbagai hal yang berkaitan dengan organisasi itu. Dialog itu juga mengundang berbagai pihak, di antaranya Majelis Ulama Indonesia (MUI), perwakilan organisasi Islam, para ahli hukum, ahli Hak Asasi Manusia (HAM), dan perwakilan organisasi pendukung pembubaran serta pendukung Ahmadiyah.
Tujuan pertemuan untuk mengetahui pandangan berbagai pihak, baik yang menolak maupun yang mendukung Ahmadiyah. Hasil dialog akan menjadi pandangan final yang akan direkomendasikan kepada pemerintah.
Meski menyambut baik dialog tersebut, Mubarik berharap agar komunikasi yang dibangun bisa dilakukan secara santun dan sopan. Ia tak ingin dialog itu hanya untuk mencari kemenangan pendapat dari kelompok tertentu. “Kami ingin agar masyarakat bisa memahami ajaran kami,” kata dia. “Jangan apa-apa sudah emosi dan menuduh kami yang tidak-tidak.”
Ia juga berharap agar pertemuan itu tak diikuti oleh massa pendukung organisasi tertentu. Tujuannya untuk menghindari adanya hal yang bisa merusak acara dialog. “Kami perlu ada jaminan keamanan karena kami selalu merasa tidak aman,” kata dia.
Ia menambahkan bahwa Ahmadiyah telah menunjuk sejumlah anggotanya untuk menghadiri dialog tersebut. Namun ia menolak membeberkan siapa yang akan mewakili Ahmadiyah dalam dialog itu. Meski begitu, hingga saat ini ia merasa belum menerima informasi secara langsung atau undangan dialog dari Kementerian Agama. “Tapi anggota kami sudah disiapkan untuk berdialog sejak dulu,” kata dia.
TRI SUHARMAN